Mohon lengkapi data di bawah ini sebelum melanjutkan.

hama dan penyakit
Mengenal Sistem Push-Pull Untuk Mengendalikan Ulat Grayak Frugiperda
Admin
10 Maret 2024
19 kali dilihat
facebook twitter whatsapp
artikel
Mengenal Sistem Push-Pull Untuk Mengendalikan Ulat Grayak Frugiperda.

Sistem push-pull adalah sistem intensifikasi lahan pertanian untuk meningkatkan produktivitas melalui eksploitasi ekologi kimiawi, agro-biodiversitas, interaksi tanaman dan serangga, dan proses ekologi melalui tanaman penyerta lainnya. Inovasi Polycropping ini secara holistik merupakan sistem pengelolaan hama terpadu, gulma, dan peningkatan kesuburan tanah melalui pengelolaan sumber daya alam secara efisien untuk memperbaiki produktivitas lahan pertanian.

Sistem ini pertama kali dikembangkan oleh International Centre of Insect Physiology and Ecology (ICIPE). Sistem ini juga telah diterapkan oleh para petani di negara Afrika terutama untuk mengendalikan hama invasif Spodoptera frugiperda. Adopsi sistem push-pull oleh petani jagung di Afrika Timur berhasil menurunkan serangan ulat grayak S. frugiperda hingga 86.7%.  Selain itu, sistem ini juga meningkatkan hasil panen para petani di Afrika Timur dari 1 ton/ha menjadi 3.5 ton/ha.

“PUSH”

Push pada prinsripnya adalah sistem pola tanam tumpang sari dengan tanaman yang dapat mengeluarkan senyawa kimia (volatile chemical) yang dapat menolak serangga hama dari tanaman utama. Tanaman yang digunakan sebagai tanaman penolak adalah tanaman leguminosa dari genus Desmodium spp. Desmodium ini ditanam di antara baris tanaman jagung. Tanaman leguminosa ini tumbuh rendah sehingga tidak mengganggu tanaman jagung di sekitarnya. Selain sebagai tanaman penolak, Desmodium juga memiliki banyak manfaat yaitu memelihara kestabilan tanah, meningkatkan kesuburan tanah melalui peningkatan bahan organic, memfiksasi nitrogen serta dapat dijadikan sebagai pakan ternak yang bernutrisi tinggi. Tanaman lainnya yang dapat digunakan sebagai tanaman penolak adalah rumput molasses atau Melinis minutiflora.

“PULL”

Pull merupakan kebalikan dari prinsip push yaitu menanam tanaman yang mengeluarkan senyawa kimia (volatile chemical) yang dapat menarik serangga hama untuk meletakkan telur. Tanaman penarik ini biasanya ditanam di pinggir lahan (border). Tanaman yang dapat digunakan sebagai tanaman penarik di antaranya rumput gajah (Pennisetum purpureum) dan rumput Brachiria (Brachiria sp.). Rumput gajah memiliki cara yang pintar dalam mempertahankan diri dari serangan ulat, pada saat ulat memakan daunnya maka tanaman ini mengeluarkan cairan yang lengket sehingga ulat akan terperangkap dan kerusakan daun akan berkurang. Sementara itu, rumput Brachiria memiliki toleransi yang cukup tinggi terhadap kekeringan. Selain manfaatnya sebagai tanaman penarik serangga hama, rumput gajah dan rumput Brahiria juga dapat digunakan sebagai pakan ternak seperti halnya Desmodium. Sistem push-pull ini juga dapat menarik datangnya musuh alami seperti parasitoid dan predator. Dari pengujian lapang yang dilakukan, populasi parasitoid Cotesia sesamiae dan predator lebih tinggi pada plot push-pull dibandingkan dengan tanpa sistem push pull.

Sistem push-pull telah menunjukkan banyak manfaat bagi petani jagung seperti mengendalikan hama, menekan perkembangan gulma, memperbaiki kesuburan tanah melalui tanaman Desmodium yang dapat memfiksasi nitrogen, serta meningkatkan bahan organik dan biota tanah. Dengan demikian sistem ini dipandang baik untuk diterapkan oleh petani atau kelompok tani yang ada Indonesia sebagai bagian dalam sistem pengendalian hama terpadu ulat grayak S. frugiperda.

Sumber: bbpopt.tanamanpangan.pertanian.go.id

0 Komentar
?
TAGS
Pertanian
Bagikan:
facebook twitter whatsapp
Artikel Sebelumnya
Artikel Selanjutnya
Artikel Terkait
Lihat lebih banyak
Lentera DESA

Lentera DESA adalah platform edukasi dan pelatihan online di bidang agrokompleks (pertanian, perikanan, dan peternakan). Lentera DESA menyediakan ruang Diskusi untuk saling bertukar informasi dan menjalin relasi. Lentera DESA dikelola oleh Unit Sistem Informasi dan Media Fakultas Pertanian, Universitas Gadjah Mada


Copyright © 2021 | Lentera DESA
Beranda
Artikel dan Video
Informasi
Kontak