Mohon lengkapi data di bawah ini sebelum melanjutkan.

penyakit hewan ternak
Lebih Dekat dengan Citantyaning Kirana, Dokter Hewan Spesialis Ikan yang Pernah Tangani Patah Tulang Arwana
Admin
14 Januari 2024
104 kali dilihat
facebook twitter whatsapp
artikel
Lebih Dekat dengan Citantyaning Kirana, Dokter Hewan Spesialis Ikan yang Pernah Tangani Patah Tulang Arwana.

Hingga saat ini, nyatanya, tidak banyak dokter hewan yang menekuni spesialisasi ikan. Hal itulah yang membuat Citantyaning Kirana tak pernah sepi ”pasien”. Dia berharap, dengan dedikasinya itu, fish owner jadi lebih tahu harus dibawa ke mana ikannya yang sedang sakit.

Kepada Jawa Pos, Citan mengaku mencintai dunia ikan sejak kecil. Hal itu berawal dari kegemaran sang ayah yang memelihara sejumlah ikan. ’’Sebagai penghobi, saya suka suara gemercik air sambil melihat ikan berenang. Stress release,’’ kenangnya.

Berawal dari situ, Citan melihat sesuatu yang spesial dari dunia ikan. Sebagai dokter hewan, dia menyimpan rasa penasaran yang tinggi pada ikan. ’’Akhirnya menjadikan itu sebagai profesi,’’ jelas dokter 30 tahun tersebut Kamis (30/11).

Dokter lulusan Universitas Gadjah Mada itu menceritakan, sejak menekuni profesi dokter ikan tiga tahun belakangan, berbagai kasus penyakit telah ditanganinya. Salah satu yang paling sulit ditangani adalah patah tulang. Ya benar, ikan juga bisa patah tulang.

Hal itu bisa dipicu beberapa hal. Salah satunya karena kaget. ’’Ikan koi dan arwana itu gampang kaget. Koi kalau kaget gerakannya tiba-tiba (agresif) dan terbentur ke dinding kolam. Kalau arwana, pas kaget bisa loncat dan menabrak atap akuarium,’’ imbuhnya.

Sama seperti manusia, rasa kaget pada ikan salah satunya dipicu suara yang tiba-tiba muncul. Misalnya, suara petir.

Dari kasus-kasus yang ditangani, probabilitas kesembuhan ikan juga bervariasi. Ikan yang tidak mampu bertahan biasanya karena sifatnya yang sangat sensitif.

’’Parameter air berubah saja mereka bisa sakit. Apalagi kalau habis dioperasi. Imun tubuh bisa turun. Sebaliknya, kalau imunnya kuat, ikan bisa bertahan,’’ tambah perempuan yang berulang tahun setiap 31 Oktober itu.

Pascaoperasi, ikan memerlukan perhatian ekstra. Perilaku ikan harus terus dipantau. Pemberian obat melalui injeksi dan vitamin juga diperlukan. Yang penting ikan harus dijaga agar tidak terkena infeksi.

Untuk mengantisipasi agar ikan tak terjangkiti penyakit parah, Citan menyebut ada berbagai hal yang bisa dilakukan. Salah satunya menjaga asupan pakan agar nutrisinya tercukupi dan tidak berlebihan.

Dia mencontohkan kasus tumor yang sering ditemui pada ikan koi. ’’Yang paling sering terjangkit tumor itu ikan koi. Kenapa? Karena badannya bulky (montok). Padahal (postur) badan seperti itulah yang diinginkan owner. Nah, akhirnya oleh owner diberi pakan terlalu banyak, lalu tubuh ikan tidak kuat menoleransi,’’ tutur dia. Citan menekankan, operasi adalah satu-satunya jalan untuk memberikan harapan hidup pada ikan yang menderita tumor.

Kemarin (2/12) Citan juga baru saja merampungkan operasi pada ikan kakak tua (parrot) miliknya. Kondisi ikan tersebut cacat tanpa sirip belakang. Milik mantan pasiennya. Karena kasihan akan dibuang, Citan pun mengadopsi ikan tersebut. Parrot sepanjang 20 cm itu harus diangkat sebelah matanya. Penyebab penyakit mata itu adalah infeksi jamur dan bakteri.

Mengangkat satu bola mata yang digerogoti tumor tersebut menjadi satu-satunya opsi. Sebab, kalau tidak dioperasi, tumor bisa menyebar ke mata satunya atau ke organ dalam lainnya. ’’Jadi, harus diambil segera sebelah matanya,’’ imbuhnya. Tak sampai sejam, Citan mampu menyelesaikan operasi tersebut dengan baik. Dan, ikan malang itu pun bisa diselamatkan.

Sumber: jawapos.com

0 Komentar
?
TAGS
Peternakan
Bagikan:
facebook twitter whatsapp
Artikel Sebelumnya
Artikel Selanjutnya
Artikel Terkait
Lihat lebih banyak
Lentera DESA

Lentera DESA adalah platform edukasi dan pelatihan online di bidang agrokompleks (pertanian, perikanan, dan peternakan). Lentera DESA menyediakan ruang Diskusi untuk saling bertukar informasi dan menjalin relasi. Lentera DESA dikelola oleh Unit Sistem Informasi dan Media Fakultas Pertanian, Universitas Gadjah Mada


Copyright © 2021 | Lentera DESA
Beranda
Artikel dan Video
Informasi
Kontak