Mohon lengkapi data di bawah ini sebelum melanjutkan.

peternakan presisi
Implementasi Peternakan Sapi Presisi Dengan Pengolahan Daging Sapi
Admin
21 September 2023
95 kali dilihat
facebook twitter whatsapp
artikel
Implementasi Peternakan Sapi Presisi Dengan Pengolahan Daging Sapi.

Pengolahan daging merupakan salah satu strategi dalam membangun Peternakan Presisi. Pengolahan daging sapi menjadi bakso dapat meningkatkan keuntungan para peternak sapi potong. Efisiensi, efektivitas, dan optimalisasi nilai tambah dalam usaha peternakan merupakan visi dari peternakan presisi.

Seluruh bagian ternak sapi dapat dimanfaatkan dan bernilai ekonomis, mulai dari daging, tulang, kulit, feces, organ dalam (jeroan), dan tanduk. Ternak sapi juga dapat memberikan nilai tambah dengan menjadikannya sebagai sarana agroeduwisata.

Hasil penelitian Penduduk di Kota Manokwari memiliki preferensi yang tinggi terhadap bakso dan yang paling rendah adalah dendeng dan alasan utama daya terima (preferensi) konsumen terhadap produk olahan daging sapi adalah manfaat praktis, kemudian diikuti mudah diperoleh, enak, murah dan kesehatan/gizi (Sonbait, 2011).

Bakso merupakan olahan daging sapi yang sangat digemari, yang tentunya dapat meningkatkan nilai tambah bagi peternak. Bakso daging menurut SNI 01-3818: 2014 adalah produk olahan daging yang dibuat dari daging hewan ternak yang dicampur pati dan bumbu - bumbu dengan atau tanpa bahan penambah pangan lainnya, dan atau bahan tambahan pangan yang diizinkan, yang berbentuk bulat atau bentuk lainnya dan dimatangkan (Standar Nasional Indonesia, 2014).

Bakso adalah campuran homogen daging, tepung pati dan bumbu yang telah mengalami proses ekstrusi dan pemasakan. Cara pembuatan bakso, yang pertama adalah daging digiling hingga menjadi halus, kemudian dicampur dengan tepung dan bumbu di dalam alat pencampur khusus sehingga bahan tercampur menjadi bahan adonan yang sangat rata dan halus. Setelah itu adonan dicetak berbentuk bulat dan direbus sampai matang.

Berdasarkan penelitian Nasaruddin dkk (2015), didapatkan bahwa, pendapatan yang diperoleh pengolah bakso sebesar Rp 4.178.194,40/bulan. Pendapatan ini diperolah dari pengurangan penerimaan yaitu sebesar Rp 182.700.000,00/bulan dengan total biaya berjumlah Rp 178.521.805,60/bulan. Jika dilihat pendapatan yang diterima pengolah tidak mencapai setengah dari penerimaan, hal ini dikarenakan harga faktor produksi yang cukup tinggi menyebabkan biaya menjadi besar meskipun penerimaan yang diterima pengolah cukup besar seperti biaya bahan baku yang merupakan biaya produksi tertinggi yang mencapai Rp 135.750.000,00 atau 76,04%, lalu biaya bahan penolong sebesar Rp 28.725.000,00 atau sebesar 16.09 % dan biaya terbesar ke tiga adalah biaya tenaga kerja yang sebesar Rp 9.000.000,00 atau sebesar 5,04% dari total biaya. Besarnya nilai tambah yang diperoleh dari proses pengolahan daging sapi menjadi bakso pada usaha Al-Hasanah di Kelurahan Rimbo Kedui Kecamatan Seluma Selatan adalah sebesar Rp 10.052,96 Rp/Kg atau 8,25% dari output yang dihasilkan.

Penelitian Effendi (2018), didapatkan bahwa kegiatan pengolahan daging sapi menjadi bakso mampu memberikan nilai tambah bagi pengolah bakso itu sendiri. Berdasarkan perhitungan, diketahui bahwa rata-rata nilai bahan baku di daerah penelitian adalah sebesar Rp. 21.110.313 per bulannya, sedangkan nilai bahan penunjang adalah sebesar Rp. 1.551.157 per bulannya dan setelah menjadi produk olahan nilainya meningkat menjadi Rp. 26.319.444 per bulannya. Nilai tambah pengolahan daging menjadi bakso ini adalah sebesar Rp. 3.657.974 per bulannya. Besarnya nilai tambah ini diperoleh dari pengurangan nilai produk olahan sebesar Rp. 26.319.444 dengan nilai bahan baku sebesar Rp. 21.110.313 dan nilai bahan penunjang sebesar Rp. 1.551.157 (Effendi, 2018).

Berdasarkan penelitian Prabowo, dkk (2019), menunjukkan bahwa produksi Tahu Bakso Crispy 25 selama periode produksi mencapai 1.588 bungkus. Kemudian untuk penerimaan usaha pengolahan Tahu Bakso Crispy 25 selama 2 minggu periode produksi sebesar Rp15.880.000 dengan total biaya sebesar Rp12.509.964. Kemudian keuntungan sebesar Rp3.370.036. Selanjutnya untuk nilai tambah yang diperoleh dalam usaha pengolahan Tahu Bakso Crispy 25 sebesar Rp9.554.000.

Berdasarkan penelitian Rizqy dkk (2021), diperoleh kesimpulan bahwa bakso merupakan produk pangan yang dibuat dari daging yang dihaluskan, dicampur tepung berkarbohidrat tinggi, dibentuk bulat-bulat sebesar kelereng atau lebih besar dan dimasak dalam air panas untuk mengkomsumsinya. Analisis keuntungan suatu usaha dapat dilakukan dengan menghitung jumlah biaya tetap, biaya variabel, total biaya, dan penerimaan. Pengeluaran biaya tetap perbulan rata-rata sekitar Rp 2.370.000 dengan jumlah terbesar berasal dari biaya tenaga kerja sebesar Rp 1.500.000 untuk biaya variabel sekitar Rp 24.350.000 dengan biaya terbesar berasal dari biaya bahan baku sebesar Rp 16.000.000. Penerimaan rata-rata warung bakso Moro Seneng dalam satu bulan sebesar Rp 37.500.000 dengan keuntungan satu bulan rata-rata sebesar Rp 10.780.000.

Pengolahan daging menjadi berbagai macam olahan, termasuk menjadi bakso, sangat mendukung terwujudnya peternakan presisi. Para peternak tidak perlu khawatir saat menghasilkan daging yang berlimpah, karena pada saat harga sedang turun, daging dapat diolah menjadi bakso yang memiliki nilai tambah dan daya simpan yang lebih relatif lebih Panjang. Labih jauh lagi, dalam skala ekonomi makro, bakso memiliki potensi besar untuk diekspor. Pasar yang luas, secara otomatis meningkatkan peluang para peternak sapi potong untuk meningkatkan kapasitas usahanya pula. Berdasarkan hal-hal tersebut, implementasi usaha pengolahan bakso yang ekonomis sangat mendukung terwujudnya peternakan presisi bagi para peternak rakyat, dan tentunya bagi bangsa dan negara.

Sumber:   bbpkhcinagara.com

0 Komentar
?
TAGS
Peternakan
Bagikan:
facebook twitter whatsapp
Artikel Sebelumnya
Artikel Selanjutnya
Artikel Terkait
Lihat lebih banyak
Lentera DESA

Lentera DESA adalah platform edukasi dan pelatihan online di bidang agrokompleks (pertanian, perikanan, dan peternakan). Lentera DESA menyediakan ruang Diskusi untuk saling bertukar informasi dan menjalin relasi. Lentera DESA dikelola oleh Unit Sistem Informasi dan Media Fakultas Pertanian, Universitas Gadjah Mada


Copyright © 2021 | Lentera DESA
Beranda
Artikel dan Video
Informasi
Kontak