Mohon lengkapi data di bawah ini sebelum melanjutkan.

perubahan iklim
7 Klasifikasi Tipe Iklim di Dunia dan Apa Saja Perbedaannya
Admin
25 Oktober 2023
96 kali dilihat
facebook twitter whatsapp
artikel
7 Klasifikasi Tipe Iklim di Dunia dan Apa Saja Perbedaannya .

Setiap daerah di berbagai penjuru dunia memiliki klasifikasi tipe iklim yang berbeda-beda. Perbedaan jenis iklim di setiap daerah mengakibatkan adanya perbedaan dalam aktivitas baik dalam perkebunan, pertanian maupun transportasi.
Menurut Word Climate Conference (1979) iklim merupakan salah satu sintesis kejadian cuaca yang terjadi dalam waktu yang cukup panjang dan bisa dijadikan sebagai acuan nilai statistik yang berbeda dengan kondisi di setiap saatnya.

Klasifikasi tipe iklim di dunia dipengaruhi oleh banyak faktor seperti kedudukan matahari, lokasi, topografi, luas darat hingga luas laut suatu daerah.

Iklim Koppen
Wladimir Peter Koppen adalah meteorolgis, klimatologis dan botanis Rusia. Lahir pada 25 September 1846 di Saint Petersburg, Koppen merupakan ilmuwan keturunan Jerman.
Koppen mengklasifikasikan iklim dalam lima jenis. Dalam tipe iklim Koppen ini, pembagian disimbolkan oleh huruf A, B, C, D, dan E.

· Iklim A merupakan daerah tropis yang rata-rata suhu bulanannya kurang dari 180 derajat celcius. Rata-rata curah hujan di iklim A sekitar 70cm/tahun.

· Iklim B merupakan daerah gurun tropis dengan ciri curah hujan selalu kurang dari 25,4/tahun. Iklim B ini disebut juga sebagai iklim gurun.

· Iklim C ditandai dengan suhu rata-rata perbulan antara -3 sampai 18 derajat celcius.

· Iklim D ditandai dengan rata-rata suhu panas sekitar 10 derajat celsius dan suhu dingin rata-rata 10 derajat celcius.

· Iklim E ditandai dengan suhu tidak lebih dari 10 derajat celcius dan suhu dingin kurang dari -3 derajat celcius. Iklim E terjadi di daerah Artik dan Antartika.

Iklim Mohr
Klasifikasi ini diperkenalkan pada 1933. Mohr melakukan klasifikasi berdasarkan derajat kebasahan suatu bulan. Menurut Mohr, Bulan Kering (BK) adalah bulan dengan Curah Hujan (CH) < 60 mm, Bulan Lembab (BL) adalah bulan dengan 60 mm ≤ CH ≤ 100 mm, dan Bulan Basah (BB) adalah bulan dengan CH > 100 mm.

Iklim Schmidt-Ferguson
Prof. Dr. F.H. Schmidt, Kepala Djawatan Meteorologi dan Geofisika dan Prof Ir. J.H.A Ferguson guru besar bidang Ilmu Mengatur Perusahaan Hutan, Universitas Indonesia membuat klasifikasi iklim pada 1951.

Mereka menyempurnakan tipe klasifikasi iklim Mohr.

Klasifikasi tipe iklim menurut Schmidt-Ferguson ini biasanya digunakan dalam mengidentifikasi jenis tanaman di suatu daerah. Schmidt - Ferguson membagi tipe iklim menjadi tiga jenis yakni sebagai berikut:

· Iklim Bulan Kering atau iklim yang terjadi dalam satu bulan dengan jumlah curah hujan kurang dari 60 mm.

· Iklim Bulan Lembab atau iklim yang terjadi dalam satu bulan dengan curah hujan berkisar 60 mm hingga 100 mm.

· Iklim Bulan Basah atau iklim yang terjadi dalam satu bulan dengan curah hujan lebih dari 100 mm.

Iklim Oldeman
L.R Oldeman adalah ilmuwan ahli agroklimatologi lulusan Wageningen Agricultural University yang lahir di Bandung. Ia pernah menjadi Direktur International Soil Reference and Information Centre (ISRIC) Wageningen pada 1992-2002.

Klasifikasi tipe iklim menurut Oldeman mengacu pada kebutuhan air tanaman di setiap zona tertentu. Oldeman menggunakan curah hujan dalam membagi iklim menjadi dua jenis yakni bulan basah dan bulang kering.

Daerah yang curah hujannya 200mm/bulan bisa digunakan untuk menanam padi, sedangkan daerah dengan curah hujan 100mm/bulan cocok untuk ditanami palawija.

Iklim Matahari
Dalam iklim matahari, terhadap hubungan pengaruh antara jumlah panas matahari dengan posisi lintang khatulistiwa suatu daerah. Semakin dekat jarak sebuah daerah dari garis khatulistiwa, maka semakin panas suhu di daerah tersebut, begitu pun sebaliknya.

Iklim matahari dibedakan menjadi empat jenis yakni sebagai berikut:

· Iklim Tropis atau iklim yang terdapat di daerah dalam garis lintang 23,5 derajat LU - 23,5 derajat LS. Derah yang beriklim tropis memiliki dua musim tiap tahunnya yakni musim kemarau dan musim hujan.

· Iklim Subtropis atau iklim yang terdapat di wilayah dengan garis lintang 23,5 derajat - 35 derajat LU dan 23,5 derajat - 35 derajat LS. Musim yang terjadi di wilayah subtropis ini adalah musim semi, musim gugur, musim, panas dan musim dingin.

· Iklim Sedang atau iklin yang terdapat di wilayah dengan garis lintang 40 derajat - 66,5 derajat LU dan LS. Wilayah dengan iklim ini memiliki empat jenis musim yakni musim dingin, musim panas, musim semi , dan musim semi.

· Iklim Dingin atau iklim yang terdapat di wilayah dengan garis lintang 66,5 derajat LU - 90 derajat LU dan 66,5 derajat LS hingga 90 derajat LS. Wilayah dengan iklim ini ditutupi oleh lapisan es.

Iklim Thornthwaite
Klasifikasi ini dikemukakan oleh ahli klimatologi dari Amerika Serikat bernama Charles Warren Thornthwaite pada 1931 dan dimodifikasi pada 1948.

Thornthwaite mengembangkan empat indeks: Indeks Kelembaban-the Moisture Index (Im), indeks kegersangan dan kelembaban- the aridity and humidity indexes (Ia/Ih), Indeks Efisiensi Termal-the Thermal Efficiency Index (TE) dan Konsentrasi Musim Panas dari Efisiensi Termal- Summer Concentration of Thermal Efficiency (SCTE).

Iklim Junghuhn
Franz Wilhelm Junghuhn begitu nama lengkapnya. Ahli botani dan geologi asal Jerman ini lebih dikenal sebagai Bapak Kina Indonesia.

Iklim Junghun ditinjau berdasarkan perbedaan ketinggian sebuah daerah. Selain itu, iklim Junghun pun diklasifikasikan berdasarkan jenis tanaman yang tumbuh. Klasifikasi tipe iklim menurut Junghun antara lain sebagai berikut:

· Zona panas (0-700 m) yang bisa ditanami jagung, kopi, karet, dan sejenisnya.

· Zona sedang (700-1500 m) yang bisa ditanami teh.

· Zona sejuk (lebih dari 2500 m) yang bisa ditanami pinus.

· Zona dingin yang ditandai dengan banyaknya tumbuhan lumut.

Sumber:    detik.com

0 Komentar
?
TAGS
Pertanian
Bagikan:
facebook twitter whatsapp
Artikel Sebelumnya
Artikel Selanjutnya
Artikel Terkait
Lihat lebih banyak
Lentera DESA

Lentera DESA adalah platform edukasi dan pelatihan online di bidang agrokompleks (pertanian, perikanan, dan peternakan). Lentera DESA menyediakan ruang Diskusi untuk saling bertukar informasi dan menjalin relasi. Lentera DESA dikelola oleh Unit Sistem Informasi dan Media Fakultas Pertanian, Universitas Gadjah Mada


Copyright © 2021 | Lentera DESA
Beranda
Artikel dan Video
Informasi
Kontak