Dalam Peringatan Dies Natalis ke-76 tahun 2022, Fakultas Pertanian UGM mengusung tema “Menggelorakan Pertanian Merdeka” yang sejalan dengan spirit dan slogan yang dibangun Fakultas Pertanian UGM sejak 10 tahun terakhir yaitu Smart Eco-bio Production. Hal ini juga sangat relevan dengan dinamika global pembangunan pertanian yang menuntut tumbuhnya gagasan dan inovasi strategis sebagai respon aktif atas berbagai perubahan, problematika, dan peluang pembangunan pertanian nasional dan global.
Pengetahuan, inovasi dan teknologi pertanian harus dikembangkan dengan cara yang smart sehingga lebih efisien dalam penggunaan sumber daya serta ramah lingkungan, mengombinasikan pengetahuan dan keterampilan pertanian mutakhir dengan keunggulan pengetahuan dan kearifan lokal (local knowledge-wisdom) yang produktif. Hal ini juga harus didukung dengan teknologi informasi dan manajemen sistem informasi berbasis big data sehingga mampu menghasilkan produktivitas yang tinggi secara lebih efisien dan dapat berkontribusi nyata dalam pemenuhan kebutuhan pangan nasional dan global.
Sebagai lembaga pendidikan tinggi yang dimandatkan untuk menghasilkan sumber daya manusia profesional dan berdaya saing, Fakultas Pertanian UGM dituntut mampu menguatkan kapasitasnya untuk beradaptasi, mengembangkan fleksibilitas, efisiensi, efektivitas dan kreativitas dalam proses penyelenggaraan Tri Darmanya sehingga dapat secara positif merespon berbagai perubahan global dan disrupsi dalam berbagai aspek. Kemampuan adaptasi dan kreativitas dapat memicu munculnya inovasi baru sistem pendidikan pertanian yang akan menjadi penentu relevansi dan reputasi Fakultas Pertanian UGM pada masa mendatang.
Dinamika Pertanian Global
Pembangunan pertanian dan strategi untuk menjamin ketahanan pangan sejak beberapa dekade terakhir menjadi perhatian serius berbagai lembaga internasional dan nasional. Persoalan utama yang selalu muncul adalah peningkatan permintaan pangan akibat pertumbuhan penduduk dan peningkatan pendapatan masyarakat. Hal ini merupakan peluang besar sekaligus juga tantangan. Pembangunan pertanian global dan nasional menghadapi berbagai masalah krusial, antara lain tingginya konversi lahan pertanian, menurunnya kualitas sumber daya pertanian, dan ancaman perubahan iklim global terhadap stabilitas produksi pertanian.
Secara global, banyak kemajuan telah dicapai dalam mengurangi kelaparan dan kemiskinan serta meningkatkan ketahanan pangan. Peningkatan produktivitas dan kemajuan teknologi telah berkontribusi pada penggunaan sumber daya yang lebih efisien dan peningkatan keamanan pangan. Namun kekhawatiran tetap membayangi dunia karena menurut Laporan Kolaborasi FAO, IFAD, UNICEF, WFP dan WHO (2021) diperkirakan sekitar 720-811 juta orang di dunia menghadapi kelaparan pada tahun 2020 atau 61 juta orang lebih banyak dibandingkan tahun 2019, hampir 2,37 miliar orang tidak memiliki akses pangan yang cukup atau terjadi peningkatan 320 juta orang hanya dalam waktu satu tahun.
Dalam konteks nasional, pembangunan pertanian dan pangan sangat fundamental karena terkait langsung dengan kemampuan pemenuhan pangan dan menjamin ketahanan pangan nasional bagi 272 juta rakyat. Sektor pertanian melibatkan tenaga kerja yang sangat besar yaitu 35,7 juta orang atau 28,79 persen angkatan kerja. Kemampuan sektor pertanian menjadi penjamin ketahanan pangan dan secara bertahap diarahkan untuk menuju kedaulatan pangan akan menjadi kunci masa depan pertanian nasional.
Status ketahanan pangan Indonesia sebelum pandemi Covid-19 masih belum memuaskan. Pandemi yang telah membatasi efektivitas produksi, distribusi, dan pemasaran produk pangan berisiko menurunkan indeks ketahanan pangan Indonesia. Berdasarkan Global Food Security Index 2021 status ketahanan pangan Indonesia berada pada posisi 69, relatif kurang baik dibandingkan Jepang, Malaysia, Korea Selatan, China, Thailand dan Vietnam.
Berdasarkan berbagai dinamika global dan nasional serta kecenderungan pembangunan pertanian dan pangan, secara singkat dapat dirangkum implikasi strategisnya yaitu urgensi peningkatan inovasi dan teknologi serta urgensi peningkatan kemampuan SDM. SDM pertanian yang baik dapat menggunakan berbagai inovasi dan teknologi yang tepat dan melakukan tindakan yang lebih baik dalam merespon berbagai kebijakan dan program, sedangkan SDM yang baik pada lembaga pemerintahan akan lebih produktif, lebih responsif, dan sensitif untuk mengembangkan berbagai kebijakan dan program pembangunan pertanian yang berkelanjutan.
Perkembangan terkini dunia pertanian yang sering dikenal dengan Agriculture 4.0 juga menjadi isu strategis yang harus mendapat perhatian serius lembaga pendidikan tinggi pertanian. Vats De Clerk dan Biel (2018) mengusulkan tiga strategi penting terkait dengan Pertanian 4.0 yang diarahkan untuk: (1) introduksi teknologi baru yang efisien sumberdaya dalam produksi pangan, (2) mendesain rantai makanan yang lebih efisien dan berfokus pada kebutuhan konsumen, serta (3) menggabungkan teknologi dan aplikasi yang melibatkan lintas industri terkait.
Eksistensi Fakultas Pertanian UGM
Secara historis, eksistensi Fakultas Pertanian UGM sebagai lembaga pendidikan tinggi pertanian unggul telah direkognisi sejak pendiriannya pada tahun 1949. Fakultas Pertanian UGM memiliki peran dan kontribusi yang sangat signifikan dalam menentukan keberhasilan pembangunan pertanian nasional dan daerah. Puluhan ribu lulusannya telah tersebar di berbagai penjuru nusantara pada berbagai sektor pekerjaan seperti Kementerian Pertanian, kementerian dan lembaga terkait, pemerintah daerah, perusahaan dan korporasi swasta, lembaga pemberdayaan masyarakat, serta berbagai kewirausahaan pertanian.
Selain sebagai penghasil SDM yang handal, Fakultas Pertanian UGM juga telah menghasilkan berbagai inovasi tepat guna untuk berbagai aspek pertanian mencakup teknologi produksi, pemasaran, dan tata kelola kelembagaan yang sangat prospektif diterapkan oleh masyarakat pengguna. Selain itu Fakultas Pertanian UGM juga memiliki peluang besar dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat sekitar untuk membantu serta menyebarluaskan berbagai ide dan inovasi baru yang dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilan masyarakat sehingga dapat mendorong peningkatan kapasitas dan produktivitas masyarakat pertanian.
Pada masa mendatang diperlukan berbagai terobosan yang tepat dalam memperkuat kinerja Fakultas Pertanian UGM. Perbaikan aspek manajerial, peningkatan kualitas dan kapasitas SDM, perbaikan dan penyediaan infrastruktur pendukung, penyesuaian kurikulum dan sistem pembelajaran serta penguatan jaringan kerjasama stakeholders akan menjadi kunci penting eksistensi fakultas di masa mendatang. Perbaikan ini secara bersamaan harus dibarengi dengan peningkatan input, proses, dan output. Dalam jangka panjang harapannya dihasilkan output yang lebih produktif dan berkualitas sehingga mampu mendorong dinamika sosial-ekonomi masyarakat pertanian dan pedesaan, mengurangi permasalahan kemiskinan masyarakat, serta mendorong terciptanya masyarakat pertanian yang lebih adaptif dan kreatif.
Implementasi spirit smart agro-bioproduction menuntut Fakultas Pertanian UGM menyiapkan SDM kompeten dan segala infrastruktur pendukungnya sehingga dapat terus memfasilitasi penerapan kebijakan dan praksis penyelenggaraan pendidikan, penelitian, dan pengabdian pada masyarakat yang tetap relevan dan solutif. Fakultas Pertanian UGM perlu mengembangkan Tri Darma Perguruan Tinggi berbasis hybrid approach yang tetap mempertahankan model Tri Darma konvensional yang masih relevan dan secara paralel mengadopsi model baru dengan pemanfaatan smart ICTs yang memiliki keunggulan fleksibilitas, kecepatan, jangkauan tidak terbatas, efektivitas, dan efisiensi tinggi.
Sumber: ugm.ac.id