Mohon lengkapi data di bawah ini sebelum melanjutkan.

pengolahan tanah
Potensi Lahan Kering Masam di Indonesia: Evaluasi dan Tata Ruang Pertanian
Admin
1 Februari 2024
70 kali dilihat
facebook twitter whatsapp
artikel
Potensi Lahan Kering Masam di Indonesia: Evaluasi dan Tata Ruang Pertanian.

Berdasarkan Atlas Sumber Daya Tanah Eksplorasi Indonesia pada skala 1:1.000.000 (Puslitbangtanak, 2000), telah dilakukan pemilahan lahan kering berdasarkan kemasaman tanahnya. Penyebaran dan luas lahan kering masam mencapai 102,8 juta ha. Evaluasi potensi lahan kering masam untuk pengembangan pertanian dilakukan dengan tumpang tepat antara peta lahan kering masam dan Peta Arahan Tata Ruang Pertanian Nasional pada skala eksplorasi (Puslitbangtanak, 2001).

Dalam arahan tata ruang tersebut, kelompok tanaman di lahan kering dipilah berdasarkan tanaman semusim dan tanaman tahunan/perkebunan yang sesuai di daerah beriklim basah dan beriklim kering, serta pada wilayah dataran rendah dan dataran tinggi.

Hasil penilaian dan arahan penggunaan lahan kering masam di masing-masing provinsi disajikan pada Tabel 12. Tabel 11 menunjukkan bahwa dari total luas tanah masam sekitar 102,8 juta ha, hanya sekitar 56,0 juta ha yang sesuai untuk pengembangan pertanian. Sisanya termasuk lahan yang tidak sesuai dan diarahkan menjadi kawasan khusus seperti hutan sempadan sungai, hutan konservasi, dll.

Pada lahan kering, sifat kimia tanah tidak dijadikan faktor pembatas karena dengan input teknologi pemupukan kendala tersebut dapat diatasi. Lahan yang tidak sesuai seluas sekitar 46,8 juta ha umumnya karena faktor pembatas lereng (> 30-40%), solum dangkal, dan banyaknya batuan di permukaan. Dari lahan yang tidak sesuai sekitar 46,8 juta ha, sekitar 31,2 juta ha merupakan daerah bergunung dengan lereng >30% (Mulyani et al., 2004). Pada wilayah bergunung ini banyak dijumpai tanah-tanah yang bersolum dangkal dan kandungan batuan di permukaan > 50%, diarahkan untuk kawasan hutan, meskipun kenyataannya sebagian ada yang tetap diusahakan untuk usaha pertanian (termasuk usaha tani tanaman pangan), yang umumnya tanpa menerapkan teknologi konservasi dan air, sehingga lahan tersebut umumnya sudah terdegradasi.

Lahan kering masam yang sesuai untuk tanaman pangan semusim di dataran rendah (palawija, sayuran, dan buah-buahan semusim) seluas 18,3 juta ha, terluas terdapat di Kalimantan, Sumatera, dan Papua. Sementara lahan kering masam yang sesuai untuk tanaman tahunan seluas 33,6 juta ha, terluas terdapat di Sumatera, Kalimantan, dan Papua. Lahan yang sesuai dominan terdapat di kawasan yang beriklim basah, sedangkan kawasan yang sesuai di lahan kering dataran rendah iklim kering hanya sedikit, yaitu 182.902 ha untuk tanaman pangan dan 671.736 ha untuk tanaman tahunan, terluas terdapat di NTT, Sulawesi, Maluku, dan Papua.

Untuk kawasan yang berada di dataran tinggi (> 700 m dpl), sebagian besar beriklim basah yaitu 1 juta ha sesuai untuk tanaman pangan dan 2 juta ha sesuai untuk tanaman tahunan. Sedangkan kawasan yang berada di dataran tinggi beriklim kering, hanya sesuai untuk tanaman tahunan, yaitu 60.752 ha.

Sumber: pertanian.go.id

0 Komentar
?
TAGS
Pertanian
Bagikan:
facebook twitter whatsapp
Artikel Sebelumnya
Artikel Selanjutnya
Artikel Terkait
Lihat lebih banyak
Lentera DESA

Lentera DESA adalah platform edukasi dan pelatihan online di bidang agrokompleks (pertanian, perikanan, dan peternakan). Lentera DESA menyediakan ruang Diskusi untuk saling bertukar informasi dan menjalin relasi. Lentera DESA dikelola oleh Unit Sistem Informasi dan Media Fakultas Pertanian, Universitas Gadjah Mada


Copyright © 2021 | Lentera DESA
Beranda
Artikel dan Video
Informasi
Kontak