Kacang panjang (Vigna sinensis L) merupakan jenis sayuran yang populer di kalangan masyarakat. Selain rasanya enak sayuran ini juga mengandung zat gizi bervariasi dan sangat baik untuk kesehatan . selain itu juga dapat menyuburkan tanah sehingga dapat dikatakan dwifungsi. Dengan memperhatikan luas tanam yang terus meningkat dan konsumsi kacang panjang oleh masyarakat indonesia maka hal ini cukup menjadi peluang serta alasan untuk membudidayakan kacang panjang.
Syarat tumbuh tumbuh kacang panjang antara lain : Ketinggian tempat : 0 – 1500 mdpl, Suhu udara 18 – 32oC, optimum 25oC, Curah Hujan 600 – 2000 mm/tahun, Tekstur tanah liat berpasir, pH tanah 5,5 – 6,5 dengan Persiapan benih, benih unggul bermutu dan kebutuhan benih 15 – 20 kg/ ha
Pengolahan tanah : tanah dicangkul sedalam 20 – 30 cm dan dibiarkan selama 3 – 4 hari, kapur diberikan apabila pH < 5 pada saat pengolahan tanah, pembuatan bedengan dengan ukuran lebar : 80 – 110 cm. Diantara bedengan dibuat saluran drainase dengan lebar 30 cm dan panjang sesuai keadaan lahan, di atas bedengan ditabur pupuk kandang diaduk dengan tanah, bedengan ditutup dengan mulsa plastik hitam perak yang sudah diberi lobang tanam dengan jarak yang dikehendaki.
Penanaman kacang panjang dilakukan dengan cara ditugal sedalam 4-5 cm jarak antar lobang tanam 25 – 30 cm, jarak antar barisan 60 -75 cm, setiap lobang tanam dimasukkan 2 butir, pemasangan turus.,turus dibuat dari batang kayu atau belahan bambu turus dengan ukuran panjang 150 – 200 cm, lebar 2- 3 cm, pemasangan turus pada saat tanaman berumur 2 minggu atau tinggi tanaman mencapai 25 cm.
Pemeliharaan kacang panjang diantaranya adalah:
Penyulaman dilakukan paling lambat seminggu setelah tanam dengan benih yang telah disiapkan sebelumnya dalam polybag, penyiraman dengan gembor. Untuk lahan yang cukup luas dilakukan dengan mengalirkan air pada saluran disekitar bedengan, penyiangan Dilakukan dua kali yaitu setelah tanaman berumur 3 minggu dan 6 minggu, Bersamaan dengan penyiangan dilakukan pendangiran
Pemupukan dengan menggunakan Pupuk organik diberikan sebagai pupuk dasar. Pupuk urea, SP- 36 dan KCL diberikan sebagai pupuk susulan dengan dosis perhektar: 100 kg urea, 200 kg, SP- 36 dan 100 kg KCL, urea diberikan setengah dosis pada saat tanam dan setengahnya lagi pada saat tanaman berumur 3 minggu sedangkan SP-36 dan KCL diberikan seluruhnya pada saat tanam, pupuk dimasukkan dalam lubang atau larikan sejauh 5 – 7 cm dari barisan benih kemudian ditutup dengan tanah, Pemupukan juga dilakukan melalui daun sebagai pelengkap
Pemangkasan Dilakukan apabila tanaman terlalu subur atau terlalu banyak cabang yang kuran produktif, pemangkasan dilakukan dengan cara memotong pucuk sekitar 2 – 3 ruas unuk merangsang tumbuhnya cabang yang produktif
OPT dan Pengendaliannya hama dan penyakit yang sering datang adalah :
Hama: Kutu kebul, ulat jengkal, lalat kacang, tungau merah, penggerek polong, kepik polong, nematoda.
Penyakit: Layu skleretium, karat daun, layu fusarium, bercak daun, penyakit sapu, Mozaik, antraknosa.
Pengendalian: Lakukan pengamatan OPT secara intensif dan adakan tindakan sedini mungkin jika ditemukan ada gejala serangan, Jaga kebersihan kebun untuk mengantisipasi berkembang biaknya OPT, Musnahkan bagian tanaman yang sudah terserang OPT, Pengendalian secara biologi dilakukan dengan musuh alami, Penyemprotan insektisida merupakan langkah terakhir.
Panen dan Pasca Panen: Ciri – ciri polong muda cukup panen adalah : mulai pada umur tanaman 45 hari (tergantung varietas dan kondisi lahan), Polong muda dipanen bila sudah berisi penuh, berwarna hijau meratadan mudah dipatahkan.
Cara Panen
Panen dengan cara memutar bagian pangkal polong agar terlepas seluruhnya.Panen bisa dilakukan sebanyak 5 – 15 kali pemetikan dalam satu kali musim tanam ( interval pemetikan 2 – 3 hari) Rata – rata produksi 9 – 15 ton/ha/musim tanam