Sortasi atau seleksi merupakan salah satu rangkaian dari kegiatan setelah panen yang umumnya dikerjakan di bangsal pengemasan atau di kebun dengan tujuan memisahkan buah yang layak dan tidak layak untuk dipasarkan (busuk, terserang penyakit, cacat, terlalu muda/tua dan lain-lain).
Sehubumgan dengan standarisasi buah tersebut, Standar Nasional Indonesia (SNI) menggolongkan buah jeruk kedalam 4 kelas berdasarkan bobot atau diameter buah.
Kriteria Jeruk Keprok, termasuk Jeruk Siam (SNI 01-3165-1992)
Kelas | Bobot (g) | Diameter (cm) |
A | ≥ 151 | ≥ 71 |
B | 101 – 150 | 61 -70 |
C | 51 – 100 | 51 -60 |
D | ≤ 50 | 40 – 50 |
Pelilinan terhadap buah jeruk segar pertama kali dikenal sejak abad 12-13 oleh bangsa Cina, tetapi pada saat itu tanpa memperhatikan adanya efek-efek respirasi dan tranpirasi sehingga lapisan lilin yang terbentuk terlalu tebal, mengakibatkan respirasi anaerob (fermentasi) dan menghasilkan jeruk yang masam dan busuk. Oleh karena itu, pelilinan harus diupayakan agar pori-pori kulit buah tidak tertutupi sama sekali agar tidak terjadi kondisi anaerob di dalam buah. Sebaliknya, jika lapisan lilin terlalu tipis hasilnya kurang efektif mengurangi laju respirasi dan transpirasi. Dibandingkan dengan pendinginan. aplikasi lilin kurang efektif dalam menurunkan laju respirasi sehingga pelilinan banyak dilakukan untuk melengkapi penyipanan dalam suhu dingin.
Bila jeruk akan dikirim keluar kota, buah jeruk yang diangkut dengan peti akan lebih aman dari pada dengan keranjang bambu atau karung karena keranjang atau karung tidak dapat meredam goncangan selama penggangkutan.
Prinsip dari perlakuan penyimpanan : mengendalikan laju respirasi dan transpirasi, mengendalikan atau mencegah penyakit dan perubahan-perubahan yang tidak dikehendaki oleh konsumen.
Sumber : http://balitjestro.litbang.pertanian.go.id
(MP3_S)