Semangka, buah segar yang meriah dengan kemanisannya, menjadi salah satu tanaman buah unggulan di Indonesia. Namun, dari tahun 2014 hingga 2018, produksi semangka mengalami penurunan signifikan, salah satunya disebabkan oleh serangan berbagai penyakit seperti hama, infeksi jamur, dan virus tanaman. Salah satu musuh utama yang mengintai tanaman semangka adalah Begomovirus, penyebab penyakit daun keriting kuning yang mengancam produktivitasnya.
Sebuah penelitian penting dilakukan untuk mengeksplorasi ketahanan beberapa varietas semangka, seperti 'Citra Jingga', 'RPA', dan 'Golden', terhadap serangan Begomovirus. Dilakukan di Desa Mutihan, Prambanan, Sleman, Yogyakarta, penelitian ini melibatkan 166 tanaman semangka dengan variasi varietas.
Metode penelitian meliputi penilaian tingkat infeksi, pengukuran tinggi tanaman pada periode tertentu, dan deteksi molekuler menggunakan teknik Polymerase Chain Reaction (PCR) dengan primer Krusty & Hurmer, yang berfokus pada urutan gen core coat protein (CP) virus.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa semua varietas semangka yang diteliti menunjukkan tanda-tanda infeksi Begomovirus, yang tercermin dalam gejala seperti bercak kuning pada daun, daun yang menggulung, dan pertumbuhan tanaman yang terhambat. Melalui visualisasi elektroforesis, DNA Begomovirus berhasil terdeteksi pada semua varietas, dengan pita DNA yang terlihat pada 550 bp.
Namun, yang menarik dari penemuan ini adalah perbedaan dalam tingkat toleransi terhadap infeksi. Varitas 'Golden' menonjol sebagai yang paling toleran, dengan indeks kerentanan (VI) hanya sebesar 11,74% pada 60 hari setelah tanam (hst). Sementara itu, 'Citra Jingga' dan 'RPA' menunjukkan tingkat kerentanan yang tinggi, dengan VI masing-masing mencapai 90,63% dan 95,37% pada periode yang sama.
Ketahanan 'Golden' terhadap Begomovirus memberikan harapan baru dalam upaya mempertahankan produksi semangka yang stabil dan berkualitas. Kedalaman pemahaman tentang mekanisme ketahanan pada varietas ini bisa menjadi landasan untuk pengembangan varietas lain yang serupa, yang dapat memberikan perlindungan lebih baik terhadap serangan virus.
Kontinuitas penelitian ini sangat penting, mengingat kompleksitas perubahan lingkungan dan adaptasi patogen. Penelitian yang terus-menerus akan membuka jalan menuju pemahaman yang lebih dalam tentang ketahanan tanaman terhadap serangan virus, sehingga memberikan perlindungan yang lebih baik bagi tanaman budidaya kita, termasuk semangka, yang merupakan salah satu aset penting dalam pertanian Indonesia.
Sumber: etd.repository.ugm.ac.id