Usaha mikro kecil menengah (UMKM) Pesona Jamur di Dusun Klangon, Argosari, Sedayu, Bantul merupakan salah satu produsen dan pembudidaya baglog jamur tiram yang masih aktif dari tahun 2008 hingga saat ini. Kapasitas produksi baglog jamur UMKM Pesona Jamur rata-rata mencapai 400-500 baglog perhari.
Selain memproduksi baglog, UMKM Pesona Jamur juga membudidayakan jamur tiram. Hingga saat ini mempunyai kumbung (rumah) jamur berkapasitas 30.000 baglog. Dari budidaya jamur tiram ini dihasilkan limbah baglog yang melimpah. Menurut Ketua Pelaksana Tim Pengabdian Institut Sains dan Teknlogi (IST) AKPRIND Yogyakarta Venditias Yudha SPd MEng, limbah baglog jamur tiram tersebut oleh warga belum dimanfaatkan secara optimal dan hanya dibuang begitu saja.
"Padahal limbah baglog jamur tiram sebenarnya sangat berpotensi untuk dimanfaatkan guna meningkatkan kesuburan tanah dan pertumbuhan tanaman, karena mengandung unsur hara makro. Rata-rata berat perlimbah baglog yaitu 450-500 gram, sehingga limbah baglog yang dihasilkan UMKM Pesona Jamur persatu kali siklus produksi kurang lebih 1,5 ton," ungkap Venditias Yudha, Selasa (15/8/2023), di Kampus IST AKPRIND, Balapan, Yogya.
Berdasarkan permasalahan dan potensi limbah baglog tersebut, Tim Pengabdian IST AKPRIND Yogyakarta yang terdiri Venditias Yudha SPd MEng dan I Gusti Gde Badrawada ST MEng (Prodi Teknologi Mesin) serta Angge D Warisaura ST MEng (Prodi Teknik Lingkungan) menyelenggarakan pelatihan manajemen pengolahan limbah baglog jamur pada Senin, 14 Agustus 2023.
Venditias Yudha menjelaskan, pelatihan ini merupakan salah satu kegiatan yang didanai oleh Direktorat Riset, Teknologi, dan Pengabdian kepada Masyarakat (DRTPM) Tahun Anggaran 2023. Tujuan pelatihan untuk membantu manajemen pengolahan limbah baglog jamur dalam mewujudkan produksi berbasis zero waste dan meningkatkan nilai ekonomis dari limbah baglog jamur tiram.
Narasumber pelatihan dihadirkan Palyadi, seorang praktisi dan pengusaha di bidang pertanian dengan nama usaha Remen Tani di Sanden, Bantul. Menurut Palyadi, bahan-bahan utama dalam membuat pupuk organik berbasis limbah baglog jamur tiram ini terdiri dari campuran kompos, dedak, molase dan M21. "Semua bahan tersebut harus tercampur merata kemudian didiamkan dalam tempat tertutup selama 14 hari baru bisa digunakan," ujarnya.
Pelatihan ini diikuti 20 peserta yang berasal dari mitra, mahasiswa dan akademisi. Para peserta mengaku senang dan berterimakasih kepada tim karena materi pelatihan yang diberikan sangat bermanfaat untuk memanfaatkan produk limbah baglog jamur menjadi pupuk organik yang lebih bernilai ekonomis.
Sumber: krjogja.com