Untuk memenuhi permintaan pasar luar negeri yang semakin meningkat, penanganan pasca-panen produk hortikultura memerlukan pendekatan yang efektif dan terpadu melalui tiga kegiatan utama: teknologi pengawetan, pengolahan, dan pengemasan.
1. Pendekatan Teknologi Pengawetan
Pengawetan merupakan langkah penting untuk mempertahankan kualitas produk hortikultura selama proses pengiriman dan penyimpanan. Metode pengawetan meliputi pengeringan, penguapan, pendinginan, serta radiasi dengan sinar gamma. Penurunan suhu menjadi salah satu cara efektif menghambat aktivitas mikroorganisme dan enzim yang dapat menyebabkan kerusakan pada produk. Selain itu, teknik seperti pasteurisasi pada suhu 100°C dan sterilisasi pada suhu 121°C juga umum digunakan. Contoh lainnya adalah pemikelan (asinan) dengan menggunakan bahan pengawet seperti asam benzoat atau asam laktat untuk produk sayuran.
2. Pendekatan Teknologi Pengolahan
Pengolahan produk hortikultura mengubah bentuk fisik komoditas secara signifikan. Proses ini meliputi ekstraksi minyak dari bahan padat seperti kelapa atau kelapa sawit, pembuatan produk olahan seperti abon, dendeng, atau dodo, serta berbagai proses lainnya. Pengolahan umumnya memerlukan energi panas dan berbagai bahan tambahan untuk mencapai kualitas dan keamanan yang diinginkan.
3. Pendekatan Teknologi Pengemasan
Teknologi pengemasan memainkan peran penting dalam melindungi produk dari kerusakan fisik, kimia, dan mikrobiologis selama transportasi dan penyimpanan. Bahan kemasan yang umum digunakan termasuk kaca, plastik, logam (foil atau kaleng), karton, kayu, dan lainnya. Pengemasan juga berfungsi sebagai alat promosi dan memberikan informasi kepada konsumen tentang produk.
Dengan menerapkan pendekatan terpadu dalam penanganan pasca-panen, produsen dapat memastikan bahwa produk hortikultura yang diekspor tetap segar, berkualitas, dan memenuhi standar keamanan pangan yang diperlukan untuk memenangkan persaingan di pasar internasional. Langkah-langkah ini juga dapat membantu meningkatkan daya saing produk Indonesia di pasar global.
Sumber: ipb.ac.id