Tantangan pascapanen pada produk hortikultura adalah masalah yang serius. Kerugian produk setelah panen di negara maju bisa mencapai 5-25%, sementara di negara berkembang, angkanya bisa mencapai 20-50%. Kerugian ini bukan hanya berarti hasil panen yang hilang, tetapi juga pendapatan yang seharusnya bisa diraih.
Penyelesaian masalah ini bukan hanya tugas petani atau pihak yang menangani pascapanen. Semua pihak yang terlibat dalam rantai pasok hortikultura memiliki peran penting. Ada keyakinan pada hortikultura bahwa kemajuan sektor ini selaras dengan kemajuan masyarakatnya. Dalam konteks ini, kaum milenial memiliki peran yang krusial.
Mereka dikenal haus akan pengetahuan, teknologi, dan ide-ide baru. Mereka cenderung memiliki semangat berwirausaha dan berupaya mencari solusi untuk masalah yang ada.Generasi milenial memiliki potensi untuk menjadi agen perubahan dalam menghadapi tantangan pascapanen hortikultura.
Mereka mampu beradaptasi dengan cepat terhadap perubahan, mengadopsi teknologi terbaru, dan membawa gagasan segar dalam penanganan pasca panen. Dengan pemahaman yang kuat tentang faktor biologis, fisiologis, dan lingkungan produk serta ilmu dan teknologi pasca panen, kaum milenial bisa memainkan peran sentral dalam menyelesaikan masalah ini.
Seiring teknologi yang semakin maju dan akses mudah ke informasi, generasi milenial memiliki peluang besar untuk mengoptimalkan rantai pasok pascapanen hortikultura dan mengurangi kerugian yang selama ini menjadi masalah. Hal ini akan membantu petani meningkatkan pendapatan mereka dan memberikan dampak positif pada industri hortikultura secara keseluruhan.
Sumber: fp.unila.ac.id