Foto: wikipedia.id
Pola pengembangan dan perkiraan musim panen rambutan, ditentukan oleh sudah matangnya buah rambutan. Pola tanan rambutan di Indonesia pada umumnya ditanam di pekarangan dan ada juga yang ditanam di perkebunan. Penetapan waktu panen/petik rambutan sangatlah penting untuk diketahui.
Bila buah rambutan yang masih hijau bearti belum masak, dengan ciri kulik dan rambutnya masih bewarna hijau, daging buah masih alot dan rasa asam/kecut, serta belum ngelotok, maka buahnya belum dapat dipanen.
Rambutan belum dapat panen (Foto: pixabay.com)
Bila kulit buah sudah kemerahan, rambut buah masih hijau, sedangkan buah sudah masak tapi belum maksimal maka buah rambutan sudah dapat dipanen. Selain itu kulit buah sudah masak, rambut buah bewarna kuning atau bewarna merah dan daging buah sudah masak/masak maksimal, jangan dibiarkan sampai kulit buah rambutan bewarna merah dan merah kehitaman. Jika daging buah sudah masak lebih dari maksimal, maka buah rambutannya sudah terlambat untuk dipanen.
Rambutan siap panen (Foto: samudrabibit.com)
Cara pemanenan yang terbaik adalah:
- Dipetik beserta tangkainya yang sudah matang dan sekaligus melakukan pemangkasan pohon, agar tidak menjadi rusak dan supaya dapat tumbuh tunas baru, sehingga tanaman cepat berbuah kembali.
- Bila pemetikan tidak terjangkau dengan tangan, maka dapat dilakukan dengan menggunakan galah untuk mengkait tangkai buah rambutan.
- Petiklah buah rambutan yang masak sedangkan yang belum masak jangan dipetik dulu dan baru dipetik setelah buahnya masak
Pengemasan rambutan untuk pengiriman jarak jauh:
- Sebelum dimasukkan kedalam peti, rambutan harus dibersihkan dulu melalui pencucian sampai bersih dengan menggunakan air sabun, lalu dibilas dan dikeringkan, setelah dipisah dari tangkainya.
- Apabila ada yang terkena jamur sebaiknya direndam terlebih dahulu dengan larutan soda 1,5 % selama 3-5 menit baru disikat dengan sikat yang lunak, lalu dikeringkan.
- Petinya dialasi dengan sabut kelapa, setelah itu dilapisi dengan kertas minyak, jika sudah penuh lapisan atas dilapisi lagi dengan kertas minyak dan sabut kelapa.
Selengkapnya: cybex.pertanian.go.id