Pertanian modern sering kali menghadapi tantangan serius terkait pemeliharaan kesuburan lahan setelah panen. Salah satu solusi yang semakin populer adalah penerapan pola tanam tumpangsari. Dalam konteks ini, pertumbuhan tanaman jati menjadi kunci penting, karena jati merupakan salah satu tanaman pokok kehutanan yang sangat berharga. Namun, bagaimana pertumbuhan jati berhubungan dengan kesuburan lahan dalam pola tanam tumpangsari?
Pengaruh Faktor Lingkungan dan Pola Tanam Tumpangsari
Pertumbuhan tanaman jati dipengaruhi oleh kondisi kesuburan lahan, yang pada gilirannya dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti lingkungan, pengolahan lahan, dan jenis vegetasi yang tumbuh di atasnya. Pola tanam tumpangsari, yang menggabungkan tanaman kehutanan dengan tanaman pertanian pada satu lahan, dapat mempengaruhi keseimbangan hara tanah, terutama setelah panen tanaman pertanian.
Studi Kasus: Pengujian Terhadap Pertumbuhan Jati dan Kesuburan Lahan
Studi yang dilakukan di RPH Ngareanak, BKPH Boja, KPH Kendal menyoroti perbedaan kesuburan lahan setelah panen tanaman pertanian dalam pola tanam tumpangsari. Sampel diambil dari petak uji silvikultur intensif dan jenis tanaman pertanian yang berbeda, seperti lahan bengkoang, jagung, dan padi. Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap Berblok (RALB) setelah panen tanaman pertanian.
Hasil penelitian menunjukkan perbedaan signifikan pada kadar lengas (KL) dan tingkat keasaman (pH) tanah setelah panen tanaman pertanian. Kecenderungan perbedaan juga terlihat pada berat volume (BV), kandungan karbon organik total, dan kandungan nitrogen tersedia. Meskipun lahan padi memiliki kandungan karbon organik total dan nitrogen tersedia tertinggi, pertumbuhan jati paling baik terjadi pada lahan bengkoang yang memiliki kadar lengas paling mendekati netral.
Studi ini menyoroti pentingnya mempertahankan keseimbangan kesuburan lahan dalam pola tanam tumpangsari. Meskipun kandungan hara tanah seperti karbon organik total dan nitrogen tersedia penting, faktor-faktor seperti kadar lengas dan pH tanah juga memiliki pengaruh yang signifikan terhadap pertumbuhan jati. Penerapan praktik pengelolaan lahan yang tepat menjadi kunci untuk memaksimalkan hasil dalam pola tanam tumpangsari, sehingga pertumbuhan jati dan kesuburan lahan dapat dipertahankan secara optimal.
Sumber: etd.repository.ugm.ac.id