Mohon lengkapi data di bawah ini sebelum melanjutkan.

budidaya tanaman
Memahami Keseimbangan Pertumbuhan Jati dan Kesuburan Lahan dalam Pola Tanam Tumpangsari
Admin
14 April 2024
75 kali dilihat
facebook twitter whatsapp
artikel
Memahami Keseimbangan Pertumbuhan Jati dan Kesuburan Lahan dalam Pola Tanam Tumpangsari.

Pertanian modern sering kali menghadapi tantangan serius terkait pemeliharaan kesuburan lahan setelah panen. Salah satu solusi yang semakin populer adalah penerapan pola tanam tumpangsari. Dalam konteks ini, pertumbuhan tanaman jati menjadi kunci penting, karena jati merupakan salah satu tanaman pokok kehutanan yang sangat berharga. Namun, bagaimana pertumbuhan jati berhubungan dengan kesuburan lahan dalam pola tanam tumpangsari?

Pengaruh Faktor Lingkungan dan Pola Tanam Tumpangsari

Pertumbuhan tanaman jati dipengaruhi oleh kondisi kesuburan lahan, yang pada gilirannya dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti lingkungan, pengolahan lahan, dan jenis vegetasi yang tumbuh di atasnya. Pola tanam tumpangsari, yang menggabungkan tanaman kehutanan dengan tanaman pertanian pada satu lahan, dapat mempengaruhi keseimbangan hara tanah, terutama setelah panen tanaman pertanian.

Studi Kasus: Pengujian Terhadap Pertumbuhan Jati dan Kesuburan Lahan

Studi yang dilakukan di RPH Ngareanak, BKPH Boja, KPH Kendal menyoroti perbedaan kesuburan lahan setelah panen tanaman pertanian dalam pola tanam tumpangsari. Sampel diambil dari petak uji silvikultur intensif dan jenis tanaman pertanian yang berbeda, seperti lahan bengkoang, jagung, dan padi. Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap Berblok (RALB) setelah panen tanaman pertanian.

Hasil penelitian menunjukkan perbedaan signifikan pada kadar lengas (KL) dan tingkat keasaman (pH) tanah setelah panen tanaman pertanian. Kecenderungan perbedaan juga terlihat pada berat volume (BV), kandungan karbon organik total, dan kandungan nitrogen tersedia. Meskipun lahan padi memiliki kandungan karbon organik total dan nitrogen tersedia tertinggi, pertumbuhan jati paling baik terjadi pada lahan bengkoang yang memiliki kadar lengas paling mendekati netral.

Studi ini menyoroti pentingnya mempertahankan keseimbangan kesuburan lahan dalam pola tanam tumpangsari. Meskipun kandungan hara tanah seperti karbon organik total dan nitrogen tersedia penting, faktor-faktor seperti kadar lengas dan pH tanah juga memiliki pengaruh yang signifikan terhadap pertumbuhan jati. Penerapan praktik pengelolaan lahan yang tepat menjadi kunci untuk memaksimalkan hasil dalam pola tanam tumpangsari, sehingga pertumbuhan jati dan kesuburan lahan dapat dipertahankan secara optimal.

Sumber: etd.repository.ugm.ac.id

0 Komentar
?
TAGS
Kehutanan
Bagikan:
facebook twitter whatsapp
Artikel Sebelumnya
Artikel Selanjutnya
Artikel Terkait
Lihat lebih banyak
Lentera DESA

Lentera DESA adalah platform edukasi dan pelatihan online di bidang agrokompleks (pertanian, perikanan, dan peternakan). Lentera DESA menyediakan ruang Diskusi untuk saling bertukar informasi dan menjalin relasi. Lentera DESA dikelola oleh Unit Sistem Informasi dan Media Fakultas Pertanian, Universitas Gadjah Mada


Copyright © 2021 | Lentera DESA
Beranda
Artikel dan Video
Informasi
Kontak