Regenerasi petani adalah isu penting yang tengah dihadapi Indonesia. Dewan Pengarah Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Marsudi Wahyu Kisworo, mengingatkan kita bahwa mayoritas petani di Tanah Air saat ini adalah generasi yang lebih tua, dan regenerasi petani yang diperlukan menjadi semakin mengkhawatirkan.
Dalam survei yang dilakukan, hanya 40% petani yang berusia di bawah 50 tahun, sementara 60% sisanya adalah generasi yang sudah lanjut usia. Tantangan ini semakin diperparah karena semakin sedikit generasi muda yang berkeinginan untuk menjadi petani. Dalam survei lanjutan, hanya tiga dari seratus anak muda atau anak petani yang bercita-cita untuk mengikuti jejak orang tua mereka sebagai petani.
Pentingnya regenerasi petani tak bisa diremehkan, terutama dengan kebutuhan pangan yang terus meningkat setiap tahun. Lahan pertanian membutuhkan sumber daya manusia yang produktif untuk menjaga produksi pangan yang memadai. Selain itu, regenerasi petani menjadi salah satu dari lima tantangan utama yang dihadapi Indonesia dalam menjaga ketahanan pangan.
Keempat tantangan lainnya termasuk perubahan iklim, pandemi, isu geopolitik, dan pertumbuhan penduduk. Sebagian besar tantangan ini memerlukan regenerasi petani yang kuat dan bersemangat untuk menghadapinya.
Regenerasi petani bukan hanya masalah penting bagi Indonesia tetapi juga global. Pertanian merupakan tulang punggung ekonomi dan ketahanan pangan sebuah negara. Oleh karena itu, solusi kreatif dan inovatif perlu ditemukan untuk menginspirasi petani muda, memberikan mereka pendidikan dan pelatihan yang diperlukan, serta memberikan dukungan untuk memajukan sektor pertanian.
Hanya dengan upaya bersama kita bisa memastikan regenerasi petani yang kuat, yang akan mendukung pertanian yang berkelanjutan dan memenuhi kebutuhan pangan masyarakat kita di masa depan.
Sumber: kbr.id