Mohon lengkapi data di bawah ini sebelum melanjutkan.

budidaya tanaman
Budidaya Terong Belanda, Wahyudi Sukses Hasilkan 2 Ton per Bulan
Admin
17 September 2023
1050 kali dilihat
facebook twitter whatsapp
artikel
Budidaya Terong Belanda, Wahyudi Sukses Hasilkan 2 Ton per Bulan.

Terong merupakan salah satu komoditas hortikultura yang banyak dibudidayakan masyarakat Indonesia karena rasanya yang nikmat dan cocok dijadikan beragam kuliner. Namun bukan hanya terong ungu saja yang dibudidayakan, ada pula jenis terong lainnya yaitu terong belanda.

Wahyudi salah seorang petani asal dataran tinggi Dieng, Wonosobo, Jawa Tengah memilih untuk membudidayakan terong belanda atau juga dikenal dengan sebutan kemar. Dikatakannya, tanaman kemar sudah siap berbuah saat menginjak usia dua tahun setelah tanam.

“Dari tanam sampai buah itu sekitar dua tahunan dari bibit kecil, kalau stek sudah bisa berbuah sekitar 1,5 tahun, jadi lebih cepat,” ujarnya saat dihubungi Sariagri, Rabu (15/12).

Wahyudi mengungkapkan bahwa lahan untuk menanam kemarnya saat ini seluas satu hektare dengan jumlah pohon yang ditanam sebanyak 1.500 pohon. Dia mengatakan, ketika berbuah keram dapat dipanen setiap 15 hari sekali, dengan luasan tersebut dia bisa menghasilkan 1 ton kemar per panennya.

“Kalau produksi buah bagus setiap panen kita bisa mencapai 1 ton, kalau di musim kemarau itu buahnya agak lebih banyak dibanding musim hujan, kalau musim hujan bunganya agak lambat,” ungkapnya.

Dalam waktu satu tahun, lanjut dia, tanaman kemar hanya dilakukan pemupukan sebanyak tiga kali, dengan menggunakan pupuk kandang dan sekam. Sedangkan hama, kata dia, hanya busuk daun yang menyerang saat musim penghujan.

“Hama cuma busuk daun kalau musim penghujan kaya gini, kalau musim kemarau gak ada masalah. Kalau busuk daun kita semprot pakai fungi dalam satu bulan satu kali cukup,” terangnya.

Wahyudi menjelaskan bahwa buah kemar dapat berbuah di bawah ketinggian 1.500 mdpl, namun buah yang dihasilkan akan lebih kecil jika dibandingkan di lahan miliknya yang notabene di atas ketinggian tersebut.

“Tanaman kemar di bawah 1.500 juga bisa cuman buahnya itu lebih kecil, mungkin di sini agak besar tapi nanti kalau di bawah ketinggian 1.500 mungkin kecil banget,” jelasnya.

Lebih lanjut Wahyudi menambahkan bahwa selama ini penjualan kemarnya kepada tengkulak yang kemudian mayoritas pasarnya adalah ke Jakarta. Dia menyebutkan bahwa harga jual kemar paling rendah seharga Rp4 ribu-Rp5 ribu per kilogram, sedangkan tertinggi mencapai Rp12 ribu-Rp15 ribu. “Biasanya kalau musim kemarau harganya (bagus),” pungkasnya.

 

Sumber: hortikultura.sariagri.id
0 Komentar
?
TAGS
Pertanian
TerongBelanda
Bagikan:
facebook twitter whatsapp
Artikel Sebelumnya
Artikel Selanjutnya
Artikel Terkait
Lihat lebih banyak
Lentera DESA

Lentera DESA adalah platform edukasi dan pelatihan online di bidang agrokompleks (pertanian, perikanan, dan peternakan). Lentera DESA menyediakan ruang Diskusi untuk saling bertukar informasi dan menjalin relasi. Lentera DESA dikelola oleh Unit Sistem Informasi dan Media Fakultas Pertanian, Universitas Gadjah Mada


Copyright © 2021 | Lentera DESA
Beranda
Artikel dan Video
Informasi
Kontak