Tanah adalah media alami yang diperlukan dalam kegiatan bercocok tanam. Tingkat kesuburan tanaman tergantung pada kemampuan tanaman dalam menyerap unsur hara yang tersedia dalam tanah. Faktor penting yang mempengaruhi proses peyerapan unsur hara oleh akar tanaman adalah derajat keasaman tanah (pH tanah). Tanah yang cocok untuk ditanami oleh tanaman adalah tanah yang mengandung banyak unsur hara dan mineral, memiliki tingkat kelembaban yang cukup tinggi, bertekstur lempung atau tidak terlalu keras maupun padat, terdapat mikroorganisme yang hidup di dalamnya, serta bukan termasuk tanah masam atau tanah basa dengan kata lain memiliki pH atau tingkat keasaman netral. Dari semua ciri tersebut, tingkat keasaman atau pH pada tanahlah yang menjadi indikator apakah tanah tersebut layak untuk ditanami oleh tanaman.
Perlu diketahui jika pH tanah dimulai dari 0 – 14, jika saat pengujian tingkat keasaman tanah menunjukan rentang angka 0 – 7, maka tanah tersebut termasuk ke dalam tanah asam. Sedangkan tanah basa jika tingkat keasaman menunjukan angka antara 7 – 14. Kondisi tanah normal atau netral jika tingkat keasaman berada pada angka 6 – 8 dan kondisi idealnya berada pada angka 6,5 – 7,5.
Di bidang pertanian, menaikan tingkat keasaman tanah atau pH sangat diperlukan, terlebih jika tanah yang dikelola termasuk tanah gambut. Lalu apa saja yang harus dilakukan untuk menaikan pH tanah tersebut. Berikut ini ada beberapa hal yang bisa dilakukan, antara lain:
- Memberikan kapur pada tanah masam
Cara pertama yang bisa dilakukan untuk menaikan pH tanah dengan memberikan kapur atau kaptan. Cara ini dinilai sangat efektif untuk menaikan pH tanah serta menghindari keracunan tanaman. Kapur yang tepat harus mengandung magnesium dan kalsium atau dolomit. Pemberian kapur pada tanah asam tidak dapat bertahan lama sebab tanah akan berubah menjadi asam kembali, serta kapur yang diperlukan tidaklah sedikit dan membutuhkan biaya yang banyak. Oleh sebab itu, jika mempunyai sebidang tanah asam yang sangat luas, cara ini tidak dianjurkan untuk diterapkan dalam menaikan pH tanah.
- Pemberian pupuk sesuai kebutuhan
Tanah asam sering sekali kekurangan unsur hara yang sangat penting bagi tanaman seperti nitrogen (N), phospor (P) dan kalium (K). Pada tanah asam sebagian besar unsur tersebut terikat kuat di dalam tanah sehingga akar tanaman sulit untuk menyerapnya. Jika sudah begitu pemberian pupuk tambahan perlu dilakukan. Akan tetapi perlu diingat, saat memberikan pupuk harus sesuai dengan fase tumbuh tanaman agar unsur hara yang terdapat di dalam pupuk dapat terserap dengan baik oleh tanaman. Pemberian pupuk juga akan membuat tanah asam menjadi netral, meskipun tidak dalam jangka waktu lama.
- Tambahkan mikroorganisme pengurai
Pemberian bahan organik tidak cukup untuk meningkatkan pH tanah. Mikroorganisme yang diberikan pada tanah asam memiliki peran penting terutama dalam hal mengolah bahan organik yang belum terurai di dalam tanah. Jika bahan organik sudah terurai, maka proses dekomposisi terjadi lebih cepat. Perlu diketahui jika bahan organik belum terurai sempurna, kemungkinan tanah menjadi lebih asam mungkin terjadi. Oleh karena itu, semakin cepat pemberian mikroorganisme pengurai maka semakin cepat pula pH tanah naik.
- Memperbaiki drainase
Jika cara di atas masih belum berhasil, perhatikan saluran drainase. Tanah yang tergenang atau banyak mengandung air sudah tentu memiliki pH rendah. Sebab, unsur hara yang terdapat di dalam tanah telah larut di dalam air. Hal inilah yang terjadi di daerah rawa, di mana tingkat keasaman tanah atau pH mencapai 3. Oleh sebab itu, pastikan lahan yang diolah memiliki sistem drainase yang baik agar tidak tergenang terutama ketika musim hujan telah tiba.
- Jangan menggunakan pupuk yang bersifat asam
Tidak semua pupuk baik untuk diberikan pada tanaman. Justru beberapa pupuk akan merusak atau bahkan mematikan tanaman. Hal ini berkaitan dengan sifat dari pupuk itu sendiri salah satunya bersifat asam. Perlu diingat tidak semua tanaman dapat mentoleransi perubahan pH tanah menjadi asam secara tiba – tiba. Pupuk tersebut dapat membuat tanah menjadi asam dan pH tanah turun, pupuk tersebut antara lain urea, ZA, KCl, dan amonium sulfat.
- Menghilangkan gulma
Adanya gulma disekitar tanaman merupakan pertanda jika tanah tersebut memiliki pH rendah. Keberadaan gulma tentunya sangat merugikan terutama bagi tanaman induk, sebab gulma ikut menyerap unsur hara yang juga diperlukan oleh tanaman. Salah satu cara menghilangkan gulma dengan cara kimia berupa pemberian herbisida. Akan tetapi pemberian herbisida tidak bisa sembarangan dan harus sesuai dosis serta waktu. Jika tidak justru tanaman induk akan mati atau terjadi kerusakan lingkungan.
Selain beberapa cara di atas, hal yang bisa dilakukan yaitu dengan mencari dan menggolongkan tanaman berdasarkan tingkat ketahanan terhadap tanah asam. Dengan begitu, para petani bisa tahu tanaman apa saja yang tahan dan sesuai untuk ditanam serta dibudidayakan pada tanah asam terutama pada lahan gambut yang tersebar luas di Indonesia.
Bagi tanah yang dalam kondisi basa (tingkat keasaman lebih dari 7,5), untuk menetralkannya perlu menurunkan tingkat keasamannya. Di bawah ini beberapa cara yang bisa dilakukan untuk menurunkan pH tanah antara lain:
- Memberikan bubuk belerang atau sulfur terbukti dapat menurunkan tingkat keasaman tanah, tetapi pemberian sulfur pada tanah basa membutuhkan waktu yang cukup lama sampai tanah menjadi netral tergantung kandungan bakhteri pengurai, kelembaban yang ada.
- Menggunakan material organik seperti pupuk kompos atau pupuk kandang terbukti dapat menurunkan pH tanah sebab kedua bahan tersebut bersifat asam. Cara ini sangat sesuai bagi petani yang menerapakan sistem perkebunan organik. Selain menurunkan pH tanah, meterial organik dapat memperbaiki sistem drainase serta aerasi di dalam tanah.
Sumber : http://cybex.pertanian.go.id
(MP3_S)