Mohon lengkapi data di bawah ini sebelum melanjutkan.

teknologi pertanian
Penerapan Teknologi Introduksi Tingkatkan Produktivitas Kedelai Hingga 83%
Admin
19 Januari 2022
2 kali dilihat
facebook twitter whatsapp
artikel
Penerapan Teknologi Introduksi Tingkatkan Produktivitas Kedelai Hingga 83%.

Foto: Liputan6.com

Kedelai merupakan salah satu komoditas yang banyak dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia. Selama ini, masyarakat mengonsumsi kedelai dalam bentuk produk olahan pangan seperti tempe, tahu, susu, kecap, roti, dan kue. Lebih jauh, terdapat pengembangan pengolahan kedelai menjadi produk-produk non pangan seperti kertas, tinta cetak, cat cair, tekstil, dan produk mikrobiologi. Hal tersebut mengakibatkan permintaan masyarakat terhadap kedelai cukup besar. Meski demikian, produksi kedelai nasional yang berkisar  antara 1,28–1,55 t/ha hanya mampu menyumbang 37,5% dari total kebutuhan konsumsi yang mencapai 2,54 juta ton biji kering kedelai. Rendahnya produktivitas di tingkat petani diduga disebabkan oleh rendahnya adopsi teknologi budidaya karena bagi sebagian petani tanaman kacang-kacangan adalah tanaman sampingan dan ditanam di lahan marginal. 

Dalam rangka melakukan peningkatan produktivitas kedelai di tingkat petani, dilakukan berbagai perubahan teknik penanaman kedelai (teknologi introduksi) melalui penggunaan varietas unggul baru (VUB), penggunaan pupuk secara efisien dan teknik perawatan yang tepat. Pemilihan varietas dilakukan dengan menggunakan varietas unggul baru (VUB) karena penggunaan VUB dalam budidaya kedelai sangat menentukan produktivitas. VUB Anjasmoro dipilih karena memiliki 2.9-5.6 jumlah cabang yang dapat meningkatkan produktivitas. Selain pemilihan varietas, dilakukan pula topping atau teknik potong pucuk berupa pemangkasan tunas untuk memperkuat batang dan mengurangi pertumbuhan vegetatif yang tidak perlu di bagian bawah tubuh tanaman dan diarahkan di bagian atas. Pemotongan pucuk ini diharapkan untuk menambah jumlah percabangan, memperluas ruang sirkulasi udara dan penetrasi sinar matahari ke seluruh bagian tanaman. Selanjutnya ditambahkan pula perlakuan jarak tanam dan efisiensi pupuk agar dapat meningkatkan tinggi tanaman, berat biji per tanaman, jumlah cabang, dan jumlah buku subur. Secara lebih rinci, berikut teknologi introduksi yang digunakan pada budidaya kedelai.

 

 

Keterangan: 

TOT = Tanpa Olah Tanah

HST = Hari Setelah Tanam

OPT = Organisme Pengganggu Tanaman

Penerapan teknologi introduksi berdampak baik pada tinggi tanaman, jumlah cabang, dan jumlah polong yang berpengaruh pada peningkatan produktivitas tanaman kedelai. Penerapan teknologi introduksi meningkatkan tinggi tanaman hingga 64.72 cm dari sebelumnya yang hanya 61.95 cm. Jumlah cabang produktif juga meningkat dari 1,35 menjadi 2,46. Adapun jumlah polong per tanaman meningkat dari 39.72 menjadi 43.13. Peningkatan tersebut berpengaruh pada peningkatan produktivitas tanaman dari 1.30 ton/ha menjadi 2.35 ton/ha atau terjadi peningkatan produktivitas sebesar 83%.

Selain mempertimbangkan hasil produktivitas tanaman, adopsi teknologi oleh petani juga harus mempertimbangkan faktor ekonomi khususnya biaya. Karenanya, penerapan teknologi introduksi juga dikaji melalui indikator finansial B/C dan metode gain and losses. Pada analisa B/C, teknologi introduksi yang diterapkan memiliki nilai lebih dari satu yaitu 1,47 sehingga dianggap layak untuk diterapkan dan memiliki manfaat yang lebih besar dibandingkan dengan biaya yang dikeluarkan. Adapun pada analisis gain and losses, diketahui bahwa penerapan teknologi introduksi meningkatkan biaya budidaya sebesar Rp 2.041.000/ha dibandingkan dengan teknologi yang digunakan oleh petani sebelumnya. Kenaikan ini diakibatkan oleh bertambahnya biaya benih, biaya pupuk, biaya pestisida, pupuk POC dan PPC, tenaga pemangkasan pucuk, biaya pascapanen dan bunga modal. Namun kenaikan biaya ini dikompensasi oleh adanya tambahan penerimaan dari peningkatan produktivitas sebesar Rp6.510.000/ha/musim, yang menghasilkan tambahan keuntungan sebesar Rp4.469.000/ha/musim. Melalui penghitungan metode gain and losses, nilai marginal B/C dari perubahan tersebut adalah 3,19. Rasio ini menunjukkan bahwa tiap satu rupiah perubahan biaya produksi diperoleh tambahan keuntungan sebesar Rp3,19. Ini berarti introduksi teknologi budidaya kedelai sangat layak dilakukan.

Sumber: Mardian, Irma dan Hipi, Awaludin. (2016). Introduksi Teknologi Budidaya Kedelai dalam Upaya Peningkatan Produksi dan Pendapatan Petani. Dalam Prosiding Seminar Hasil Penelitian Tanaman Aneka Kacang dan Umbi 2016

0 Komentar
?
TAGS
TeknologiPertanian
Kedelai
PeningkatanProduksi
Bagikan:
facebook twitter whatsapp
Artikel Sebelumnya
Artikel Selanjutnya
Artikel Terkait
Lihat lebih banyak
Lentera DESA

Lentera DESA adalah platform edukasi dan pelatihan online di bidang agrokompleks (pertanian, perikanan, dan peternakan). Lentera DESA menyediakan ruang Diskusi untuk saling bertukar informasi dan menjalin relasi. Lentera DESA dikelola oleh Unit Sistem Informasi dan Media Fakultas Pertanian, Universitas Gadjah Mada


Copyright © 2021 | Lentera DESA
Beranda
Artikel dan Video
Informasi
Kontak