Mohon lengkapi data di bawah ini sebelum melanjutkan.

pupuk organik cair
Inovasi Ramah Lingkungan di Pertanian: PGPR Tingkatkan Produktivitas Wortel
Admin
19 Januari 2024
56 kali dilihat
facebook twitter whatsapp
artikel
Inovasi Ramah Lingkungan di Pertanian: PGPR Tingkatkan Produktivitas Wortel.

Wortel merupakan salah satu komoditas hortikultura yang tidak hanya memiliki nilai gizi tinggi, tetapi juga menduduki peran penting dalam pasar komersial. Namun, dalam beberapa tahun terakhir, Indonesia menghadapi tantangan serius terkait produktivitas wortel yang mengalami penurunan. Adanya penggunaan input kimia dalam pertanian telah menimbulkan dampak negatif terhadap tanah, menyebabkan penurunan produktivitas, serta efek inefisiensi yang merugikan petani.

Solusi Ramah Lingkungan: PGPR di Bidang Pertanian

Untuk mengatasi permasalahan tersebut, muncul inovasi bioteknologi yang menjanjikan, yaitu Pseudomonas fluorescens (PGPR). PGPR, yang merupakan singkatan dari Plant Growth-Promoting Rhizobacteria, merupakan mikroorganisme yang bersahabat dengan lingkungan dan mampu memperbaiki kondisi tanah serta meningkatkan produktivitas tanaman, termasuk wortel.

Penelitian di Desa Sumber Brantas, Kecamatan Bumiaji, Kota Batu

Sebuah penelitian dilakukan di Desa Sumber Brantas, Kecamatan Bumiaji, Kota Batu untuk mengevaluasi perbedaan produktivitas dan kelayakan usahatani antara petani wortel yang menggunakan PGPR dan yang tidak menggunakan PGPR. Metode yang digunakan mencakup uji beda rata-rata dan model DEA VRS input oriented.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa petani wortel yang menggunakan PGPR mencapai produktivitas sebesar 20.4641 Ton/Ha, sedangkan petani non-PGPR mencapai 18.4700 Ton/Ha. Selain itu, rata-rata kelayakan usahatani untuk petani PGPR lebih tinggi, yaitu sebesar 3.7888 dibandingkan dengan 2.9915 untuk petani non-PGPR.

Efisiensi Teknis dan Aspek Ekonomi:

Pada aspek efisiensi teknis, harga, dan biaya, petani wortel yang menggunakan PGPR juga menunjukkan keunggulan. Tingkat efisiensi teknis rata-rata petani PGPR mencapai 0,896, sedangkan petani non-PGPR sebesar 0,843. Begitu pula dengan nilai efisiensi harga dan biaya, petani PGPR memiliki keunggulan dengan nilai 0,710 dan 0,678 dibandingkan dengan 0,707 dan 0,622 untuk petani non-PGPR.

Dengan adanya inovasi PGPR, petani wortel di Desa Sumber Brantas dapat meningkatkan produktivitas dan kelayakan usahatani mereka. Selain memberikan solusi ramah lingkungan, penggunaan PGPR juga membawa dampak positif secara ekonomi bagi petani. Langkah ini menunjukkan bahwa melibatkan teknologi bioteknologi dalam pertanian dapat menjadi kunci untuk mendukung pertumbuhan sektor hortikultura dan menghadapi tantangan perubahan iklim.

Sumber: jepa.ub.ac.id

0 Komentar
?
TAGS
Pertanian
Wortel
Bagikan:
facebook twitter whatsapp
Artikel Sebelumnya
Artikel Selanjutnya
Artikel Terkait
Lihat lebih banyak
Lentera DESA

Lentera DESA adalah platform edukasi dan pelatihan online di bidang agrokompleks (pertanian, perikanan, dan peternakan). Lentera DESA menyediakan ruang Diskusi untuk saling bertukar informasi dan menjalin relasi. Lentera DESA dikelola oleh Unit Sistem Informasi dan Media Fakultas Pertanian, Universitas Gadjah Mada


Copyright © 2021 | Lentera DESA
Beranda
Artikel dan Video
Informasi
Kontak