Potensi singkong di Kampung Batang Hari, Kecamatan Rawa Pitu, Kabupaten Tulang Bawang, Lampung sangat melimpah. Luasnya lahan perkebunan daerah transmigran Kabupaten Tulang Bawang itu menjadi faktor pendorong produktivitas. Selain itu, jenis tanahnya pun cocok untuk perkebunan.
Kendati memiliki lahan perkebunan singkong sekitar 300 Ha, singkong masih belum dilirik untuk dijadikan produk unggulan. Permasalahan utama yang dihadapi adalah para petani singkong langsung menjual singkongnya mentah tanpa diolah terlebih dahulu. Harga jual singkong terbilang cukup murah yaitu sekitar Rp1.500/ kg.
Hal ini sangat miris. Andaikan masyarakat bisa mengolahnya menjadi olahan produk pangan tentu ia mempunyai nilai tambah yang sangat tinggi. Di sisi lain, konsumsi terigu yang berbahan dasar gandum terus meningkat.
Melihat potensi pangan lokal yang besar tetapi terabaikan, mahasiswa KKN-PPM UGM 2018 unit LA-002 berinisiatif mengajak masyarakat kampung Batang Hari untuk melakukan “Go Pangan Lokal”. Hal ini direalisasikan dengan pelatihan pengolahan pangan lokal bersama ibu- ibu PKK di Balai Kampung Batang Hari pada 2 Agustus 2018 yang dihadiri 25 orang.
Produk olahan singkong itu berupa bolu singkong keju dan bubble milk tea. Bolu yang biasanya berbahan baku dari terigu kini diganti dengan singkong dengan tujuan mengurangi penggunaan terigu. Bubble milk tea dibuat dari bahan baku tepung tapioka. Dua resep itu dikenalkan ke masyarakat sebagai referensi wirausaha untuk masyarakat Batang Hari.
Selengkapnya di https://kompas.id
Penulis : Afrilia Dwi Kisworini
(MP3_S)