Lima mahasiswa UGM yang tergabung dalam tim Mosaic pada program kreativitas mahasiswa bidang kewirausahaan (PKM-K) berhasil mengembangkan Inovasi Obat Kumur Berbahan Daun Sukun. Pengembangan inovasi ini diawali dengan mendalami Sukun (Artocarpus altilis) sebagai tumbuhan yang umum ditemukan di wilayah tropis terutama di Asia.
Dari literasi yang dipelajari, bagian Pohon Sukun yang paling sering dimanfaatkan adalah buahnya. Meski begitu daun dari pohon inipun pada umumnya juga dimanfaatkan sebagai makanan, obat herbal, dan pakan ternak.
Tim Mosaic pada program kreativitas mahasiswa bidang kewirausahaan (PKM-K) UGM beranggotakan Ghazy Atha Fadlurahman, Rakha Arya Cahya, Dimas Faishal Ramadhani (Pengembangan Produk Agroindustri), Muhammad Farhan Akbar (Teknologi Industri Pertanian), dan Devita Wijaya Kusuma (Kedokteran Gigi). Kelima mahasiswa UGM mengembangkan inovasi ini setelah melihat potensi untuk memanfaatkan daun sukun menjadi suatu produk herbal komersiil bagi masyarakat umum.
Dengan mendapat bimbingan Iman Sabarisman, S.T.P., M.Si., tim Mosaic melakukan inovasi pembuatan obat kumur dengan bahan baku daun sukun yang dinamakan Mosaic (Mouthwash Organic). Mosaic sendiri merupakan produk obat kumur yang terdiri dari 100 persen berbahan alami.
“Bahan yang digunakan dalam pembuatannya adalah daun sukun, kayu manis, dan mint, dan daun sukun ini kaya akan kandungan senyawa-senyawa, salah satunya adalah flavonoid,” ucap Ghazy Atha Fadlurahman, di Kampus UGM, Rabu (11/10).
Ghazy menjelaskan flavonoid berperan sebagai zat antibakteri yang dapat menghambat pertumbuhan mikroorganisme bakteri. Oleh karena itu, produk obat kumur yang dibuat Tim PKM-K UGM diharapkan dapat mengurangi penggunaan obat kumur berbahan baku bahan kimia.
“Tentu akan berisiko dan berbahaya jika sering menggunakan obat kumur berbahan baku kimia, apalagi sampai tertelan. Akan lebih aman serta dapat digunakan setiap hari obat kumur yang menggunakan bahan-bahan yang tersedia di sekitar kita,” ujar Ghazy.
Devita Wijaya Kusuma menambahkan produk obat kumur berbahan daun Sukun produk Tim PKM-K UGM telah dilengkapi dengan QR Code pada kemasannya. Diharapkan dengan QR Code ini akan mengarahkan konsumen untuk membuka media sosial Instagram Mosaic.
“QR Code ini bertujuan untuk memudahkan konsumen membuka media sosial Instagram Mosaic. Dari situ konsumen akan terdapat informasi mengenai kegunaan Mosaic, manfaat setiap senyawa yang terkandung pada Mosaic, dan informasi lainnya yang dibutuhkan konsumen,” ucap Devita.
Rakha Arya Cahya optimis usaha Mosaic memiliki prospek yang baik kedepannya. Produk ini telah lolos dan memiliki hasil pengujian dari LPPT UGM terkait isi kandungan produk obat kumur serta mudah untuk mendapat bahan produksinya.
“Hanya saja, perlu pengenalan melalui kegiatan-kegiatan kesehatan maupun kerja sama dengan dokter gigi agar produk ini lebih dikenal oleh masyarakat. Mosaic inipun telah memiliki media sosial sebagai upaya untuk mendukung pemasaran dengan username @pkmkugm_mosaic,” imbuh Rahka.
Sumber: ugm.ac.id