Menjelang hari raya Idul Fitri, rata-rata produk pangan di pasar mengalami kenaikan harga. Bahan pangan yang umumnya akan mengalami peningkatan harga menjelang hari raya Idul Fitri adalah beras, daging ayam potong, telur ayam ras, minyak goreng, gula pasir dan bawang merah. Berdasarkan jurnal yang ditulis oleh Alfatha, et al., 2025, kenaikan harga bahan pangan berpengaruh signifikan terhadap ekonomi masyarakat, khususnya pedagang dan konsumen di pasar. Fluktuasi harga bahan pangan ini tentunya dipengaruhi oleh permintaan dan jumlah barang yang tersedia di pasar.
Menurut Prof. Jamhari dalam podcast Agricia Channel, dijelaskan bahwa kenaikan harga barang dapat diakibatkan oleh dua penyebab yaitu cost-push inflation dan deman-pull inflation. Cost-push inflation merupakan kenaikan harga produk pertanian yang disebabkan oleh berkurangnya jumlah barang yang ditawarkan di pasar. Hal tersebut terjadi karena gagal panen yang disebabkan oleh bencana alam atau perubahan iklim. Sedangkan demand-push inflation merupakan kenaikan harga yang disebabkan oleh peningkatan permintaan barang yang melebihi barang yang ditawarkan di pasar dalam jangka waktu yang singkat akibat adanya faktor yang mempengaruhi seperti hari raya Idul Fitri dan hari besar keagamaan lainnya.
Untuk mengatasi permasalahan kenaikan harga pangan di Indonesia, terdapat beberapa kebijakan dan lembaga yang menjaga stabilitas harga pangan agar tetap terjangkau oleh masyarakat. Sebagai contoh kebijakan HPP (Harga Pembelian Pemerintah) terkait beras yang dioperasionalkan oleh Badan Urusan Logistik (BULOG) . HPP berfungsi mengontrol harga beras petani, menjaga stabilitas harga beras, dan meningkatkan kesejahteraan petani. Selain itu, terdapat kebijakan SPHP (Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan) yang menjaga stabilitas harga pangan ketika terjadi peningkatan harga di pasar dan mencegah inflasi. Pemerintah juga berbentuk Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) untuk mengendalikan inflasi di daerahnya masing-masing.
Isu kenaikan harga pangan juga dibahas dalam sebuah chanel youtube AGRICIA Channel yang berjudul Harga Pangan Naik jadi ‘Tradisi’ saat Ramadhan, Wajar Ga Sih?. Video tersebut diisi oleh seorang narasumber, salah satu guru besar dari fakultas pertanian Universitas Gadjah Mada yang bernama Prof. Dr. Jamhari, S.P.,M.P. “Hal yang terpenting adalah menyelaraskan lembaga-lembaga ini jangan sampai kemudian kita fokus kepada inflasi dan harga beli murah. Jika harga beli murah kan kasihan petani” ujar prof Jamhari.
Isu kenaikan harga pangan berkaitan dengan program pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs) yaitu SDG 2: Tanpa kelaparan, SDG 8: Pekerjaan Layak dan Pertumbuhan Ekonomi, SDG 12; Konsumsi dan produksi yang bertanggung jawab dan SDG 17: Kemitraan untuk mencapai tujuan.
Referensi:
Alfatha, D., Hidrawati, S. A. Fyka. 2025. Sensitivitas harga bahan pangan pokok jelang Idul Fitri Tahun 2023 di Pasar Baruga Kota Kediri. Botani: Publikasi Ilmu Tanaman dan Agribisnis. 2(1):162-171.
Agricia Chanel. 2024. Bincang Desa (BISA) #49 : Harga Pangan Naik jadi 'Tradisi' saat Ramadhan, Wajar Ga Sih? - PART 1. Youtube.https://youtu.be/_vIwnVC3W7U?si=qLGEGPkiVJiNovRa