Mohon lengkapi data di bawah ini sebelum melanjutkan.

perubahan iklim
4.147 Hektar Lahan Sawah Alami Kekeringan
Admin
21 Oktober 2023
57 kali dilihat
facebook twitter whatsapp
artikel
4.147 Hektar Lahan Sawah Alami Kekeringan.

Musim kemarau yang berkepanjangan di Kabupaten Bekasi telah memberikan tantangan besar bagi para petani setempat. Pemerintah Kabupaten Bekasi (Pemkab Bekasi) telah mengeluarkan himbauan kepada petani yang terdampak kekeringan, terutama di wilayah utara dan selatan, untuk menunda aktivitas menanam padi hingga musim kemarau berakhir.

Dua wilayah ini, utara dan selatan, memiliki karakteristik persawahan yang berbeda. Di wilayah utara, petani umumnya mengandalkan saluran air irigasi sekunder, sedangkan di wilayah selatan, beberapa area pertanian hanya mengandalkan air tadah hujan.

Nayu Kalsum, Pelaksana tugas Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Bekasi, menyarankan para petani agar mempertimbangkan untuk beralih ke tanaman lain yang membutuhkan lebih sedikit air. Ia mengungkapkan, "Air, bahkan untuk kebutuhan sehari-hari, sudah sulit. Kami mencoba agar beralih ke tanaman lain yang tidak butuh banyak air."

Menurut catatan Dinas Pertanian Kabupaten Bekasi, sekitar 4.147 hektar lahan pertanian terkena dampak kekeringan, mengakibatkan gagalnya tanam dan panen. Jumlah ini mencapai sekitar 17,5 persen dari total lahan pertanian di Kabupaten Bekasi yang mencapai 48.406 hektar.

Daerah yang terdampak kekeringan tersebar di beberapa kecamatan, termasuk Cibarusah, Bojongmangu, Serang Baru, dan Babelan. Beberapa desa yang terkena dampak di antaranya adalah Desa Ridogalih, Karang Indah, Nagasari, dan lainnya.

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bekasi, Muchlis, mengungkapkan bahwa tiga kecamatan di wilayah ini mengalami kekeringan terparah. Bahkan, kondisi kekeringan telah menjadi masalah tahunan di daerah ini. Tiga kecamatan tersebut adalah Cibarusah, Serang Baru, dan Bojongmangu.

Kekeringan tahun ini, yang dipicu oleh fenomena El Nino, menghadirkan tantangan yang belum pernah terjadi sebelumnya. Dengan warga yang mengandalkan aliran sungai untuk berbagai keperluan, termasuk pertanian dan MCK (Mandi Cuci Kakus), upaya distribusi air bersih telah dikerahkan.

Bahkan, meskipun mencoba menggali sumur hingga kedalaman 130 meter, mereka masih kesulitan menemukan air. Kekeringan yang berlangsung hingga saat ini telah mengakibatkan sekitar 53.246 Kepala Keluarga (KK) kesulitan mendapatkan pasokan air bersih.

Upaya terus dilakukan untuk mengatasi masalah ini, dengan pengiriman 5,5 juta liter air ke daerah terdampak. Kekeringan yang parah ini menjadi tantangan serius, terutama ketika bertepatan dengan fenomena El Nino. Pemerintah setempat terus berusaha mencari cara untuk membantu masyarakat selama musim kekeringan ini.

Sumber:    radarbekasi.id

0 Komentar
?
TAGS
Pertanian
KetahananPangan
Bagikan:
facebook twitter whatsapp
Artikel Sebelumnya
Artikel Selanjutnya
Artikel Terkait
Lihat lebih banyak
Lentera DESA

Lentera DESA adalah platform edukasi dan pelatihan online di bidang agrokompleks (pertanian, perikanan, dan peternakan). Lentera DESA menyediakan ruang Diskusi untuk saling bertukar informasi dan menjalin relasi. Lentera DESA dikelola oleh Unit Sistem Informasi dan Media Fakultas Pertanian, Universitas Gadjah Mada


Copyright © 2021 | Lentera DESA
Beranda
Artikel dan Video
Informasi
Kontak