Petani menanam pohon pada lahan hutan rakyat merupakan bagian dari strategi untuk mendiversifikasi produk hasil hutan rakyat baik dari segi jenis maupun waktu panen (Fillius, 1997). Hutan rakyat telah menjadi salah satu sumber pendapatan bagi petani hutan rakyat di Gunungkidul. Besarnya kontribusi hutan rakyat terhadap pendapatan petani dapat dilihat pada Tabel 2. Pendapatan petani yang berbasis lahan didominasi oleh pendapatan dari hutan rakyat. Hal ini menunjukkan bahwa hutan rakyat telah mampu menyokong penghidupan petani di Gunungkidul. Komposisi jenis hutan rakyat yang beragam dengan kombinasi antara tanaman kehutanan, tanaman perkebunan, dan tanaman pertanian merupakan bagian dari strategi diversifikasi petani. Setiap produk hasil hutan rakyat di panen dalam waktu yang berbeda, sehingga kelestarian ekonomi dan ekologi di hutan rakyat dapat terjaga.
Pendapatan petani yang bersumber dari lahan terdiri dari produk yang berasal dari hutan rakyat, sawah, dan dari hutan negara.ketiga sumber pendapatan dari lahan, maka hasil dari hutan rakyat menunjukkan kontribusi yang terbesar. Kontribusi tersebut berasal dari tanaman kehutanan, tanaman pertanian, tanaman perkebunan dan hasil hutan lainnya seperti tanaman obat-obatan, daun maupun kayu bakar. Tanaman kehutanan di dominasi oleh jati, selanjutnya mahoni, akasia, sono, dan sengon. Tanaman pertanian berupa padi dan palawija (kacang tanah, kedelai, jagung). Tanaman obat-obatan misalnya berupa empon-empon seperti kunyit, temu-temuan, jahe. Petani hutan rakyat di Gunungkidul melakukan diversifikasi produk dengan cara memanfaatkan lahan hutan rakyat dengan teknik agroforestri. Hal ini sesuai dengan yang disampaikan Sabarnurdin (2008) dan Duguma (2012), yang menyatakan bahwa praktek agroforestri dapat mempunyai dampak positif yang signifikan terhadap penghidupan petani.
penulis : Silvi Nur Oktalina, San Afri Awang, Priyono Suryanto, Slamet Hartono
Sumber : https://scholar.google.co.id
(MP3_S)