Mohon lengkapi data di bawah ini sebelum melanjutkan.

pasca panen
Peluang Ekspor Rempah-Rempah Indonesia Masih Menjanjikan, Kata Pakar UGM
Admin
22 Juni 2024
27 kali dilihat
facebook twitter whatsapp
artikel
Peluang Ekspor Rempah-Rempah Indonesia Masih Menjanjikan, Kata Pakar UGM.

Potensi ekspor rempah-rempah Indonesia terus menunjukkan prospek cerah di pasar global. Hal ini ditegaskan oleh Prof. Djagal Wiseso Marseno, Pakar Teknologi Pertanian Universitas Gadjah Mada (UGM). Menurutnya, pasar herbal dan rempah-rempah kering dunia diperkirakan akan terus tumbuh, dengan proyeksi pangsa pasar mencapai 8,4 miliar dolar pada akhir tahun 2028.

"Pasar herbal dan rempah-rempah kering dunia diprediksi terus meningkat di masa depan. Pangsa pasarnya itu diperkirakan ada 8,4 miliar dolar pada akhir 2028," ujar Djagal dalam keterangannya.

Rempah-rempah tetap menjadi komoditas ekspor andalan Indonesia, dengan lada, cengkeh, pala, dan kayu manis yang menjadi produk unggulan yang diekspor ke berbagai negara Eropa. Djagal menekankan bahwa kekayaan rempah-rempah Indonesia tidak hanya berkontribusi pada ekspor tetapi juga mendukung ketahanan pangan nasional.

"Rempah-rempah ini tumbuh dengan mudah di negara tropis, perawatan dan ketahanannya juga mudah. Mudah diusahakan dengan skala kecil dan skala besar," tambahnya.

Kekayaan Rempah dan Ketahanan Pangan

Indonesia memiliki sejarah panjang sebagai penghasil rempah-rempah yang melimpah, yang telah menarik perhatian dunia sejak berabad-abad lalu. Kekayaan budaya dan sumber daya alam yang melimpah ini menjadi keunggulan yang bisa dikembangkan lebih lanjut.

Menurut Djagal, potensi besar ini perlu dioptimalkan agar dapat menjadi nilai jual sekaligus fondasi yang kuat untuk ketahanan pangan nasional. Namun, berdasarkan Indeks Ketahanan Pangan Negara ASEAN, Indonesia masih menduduki peringkat keempat, di bawah Vietnam. Padahal, dengan kondisi geografis yang menguntungkan, seharusnya Indonesia mampu meningkatkan ketahanan pangannya.

Peluang Ekspor Stinky Beans

Selain rempah-rempah, Prof. Supriyadi, dosen Fakultas Teknologi Pertanian UGM, juga menyoroti potensi ekspor dari "stinky beans" atau kacang-kacangan dengan bau menyengat seperti petai dan jengkol. Tanaman ini tumbuh subur di daerah Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur. Biasanya, petai dan jengkol ditanam di lahan-lahan milik warga secara mikro dan menyebar, bukan dalam satu lahan besar.

Namun, Supriyadi mengingatkan bahwa proses produksi dan distribusi petai perlu diperbaiki. "Proses produksi dan distribusi perdagangan petai ini masih kurang baik. Pengangkutan dilakukan besar-besaran, ditumpuk, untuk menghemat biaya. Padahal, kalau diperhatikan, petai setelah dipanen masih melakukan respirasi, dan ini berpengaruh terhadap kualitas petai tersebut," jelasnya.

Tantangan dan Peluang

Dengan kondisi geografis yang menguntungkan dan potensi sumber daya alam yang melimpah, Indonesia memiliki peluang besar untuk meningkatkan ekspor rempah-rempah dan produk pertanian lainnya. Namun, diperlukan upaya serius untuk meningkatkan kualitas produksi dan distribusi, serta strategi pemasaran yang tepat untuk memaksimalkan potensi ekspor ini.

Pakar UGM menekankan bahwa dengan pengelolaan yang baik, Indonesia dapat mengoptimalkan kekayaan alamnya untuk tidak hanya meningkatkan ekspor tetapi juga memperkuat ketahanan pangan nasional, menjadikan negara ini lebih kompetitif di pasar global.

Sebagai negara tropis dengan sejarah panjang sebagai penghasil rempah-rempah, Indonesia berada di posisi yang kuat untuk memanfaatkan peluang ini. Dukungan dari pemerintah dan kerjasama antara berbagai pihak akan sangat penting untuk mewujudkan potensi besar ini menjadi kenyataan.

Sumber: antaranews.com

0 Komentar
?
TAGS
Pertanian
Bagikan:
facebook twitter whatsapp
Artikel Sebelumnya
Artikel Selanjutnya
Artikel Terkait
Lihat lebih banyak
Lentera DESA

Lentera DESA adalah platform edukasi dan pelatihan online di bidang agrokompleks (pertanian, perikanan, dan peternakan). Lentera DESA menyediakan ruang Diskusi untuk saling bertukar informasi dan menjalin relasi. Lentera DESA dikelola oleh Unit Sistem Informasi dan Media Fakultas Pertanian, Universitas Gadjah Mada


Copyright © 2021 | Lentera DESA
Beranda
Artikel dan Video
Informasi
Kontak