Gejala penyakit virus pada populasi tanaman inang merupakan hasil interaksi antara virus, tanaman inang, dan lingkungan. Faktor lain yang berpengaruh adalah campur tangan manusia yang berperan dalam mengubah sistem pertanaman (Akin, 2006). Manusia mempunyai peran yang sangat penting dalam penyebaran penyakit virus dan vektornya. Manusia dapat mempengaruhi patogenisitas virus, kerentanan tanaman terhadap virus maupun vektor dan terhadap lingkungan disekitar pertanaman. Manusia merupakan salah satu media yang sangat penting dalam penyebaran penyakit, karena mempunyai mobilitas yang tinggi sehingga dalam waktu singkat dapat membawa tanaman sekaligus vektor dan penyakitnya ke tempat-tempat yang jauh dalam waktu yang relatif singkat, meskipun harus melalui barier yang sangat keras (Wahyuni, 2005).
Faktor lingkungan fisik yang berpengaruh terhadap perkembangan penyakit virus dan vektornya adalah : 1) curah hujan; 2) Angin; 3) suhu udara; dan 4) jenis tanah dan kelengasannya. Curah hujan sangat berperan dalam perkembangan penyakit virus yang mempunyai vektor soilborne dan airborne Curah hujan di daerah tropika dan sub tropika berkaitan langsung dengan kelembaban udara yang tinggi. Infeksi virus pada tumbuhan lebih banyak terjadi pada musim semi atau hujan. Kelembaban udara yang tinggi menyebabkan jaringan palisade daun memanjang dan teksturnya menjadi lebih lemas. Angin berpengaruh terhadap penyebaran vektor, sehingga virus yang dibawanya bisa lebih cepat menyebar. Suhu dipengaruhi oleh intensitas cahaya dan musim. Musim panas intensitas cahaya sangat tinggi, dan panjang hari lebih lama, keadaan ini menyebabkan daun menjadi lebih tebal dan teksturnya agak keras. Suhu berpengaruh pada pergerakan dan kecepatan memperbanyak diri vektor airborne (Wahyuni, 2005).
Penulis : Cece Suhara
Sumber Artikel :
http://balittas.litbang.pertanian.go.id/
(MP3_S)