Mohon lengkapi data di bawah ini sebelum melanjutkan.

pasca panen
Rempah Indonesia Mendunia Jadi Sumber Devisa dari Bumbu dan Herba
Admin
23 Juni 2024
27 kali dilihat
facebook twitter whatsapp
artikel
Rempah Indonesia Mendunia Jadi Sumber Devisa dari Bumbu dan Herba.

 Indonesia, dikenal sebagai negeri yang menyimpan kekayaan rempah-rempah, tidak hanya menciptakan kelezatan dalam masakan, tetapi menjadi inspirasi bagi interaksi budaya dan kesehatan masyarakat. Negeri Rempah Foundation mencatat lebih dari 400 jenis rempah yang tersebar di seluruh dunia, dan Indonesia, dengan 275 jenis rempahnya, menjadi pusatnya sejak abad ke-15.

Tak hanya memberikan cita rasa yang unik, rempah-rempah Indonesia seperti lada, vanila, kayu manis, cengkeh, pala, kapulaga, jahe, dan kunyit telah memikat pasar global hingga kini. Data Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat selama Januari-November 2023 volume ekspor rempah-rempah mencapai 148,22 ribu ton (naik 29,77% yoy) dengan total nilai ekspor mencapai USD564,12 juta (turun 4,16% yoy). Hal ini mengindikasikan permintaan terhadap rempah-rempah Indonesia tetap menguat di tengah fenomena penurunan harga rempah-rempah secara agregat.

Tiongkok, Amerika Serikat, India, Vietnam, dan Belanda menjadi negara tujuan utama ekspor rempah-rempah. Sementara itu, peningkatan ekspor tertinggi pada periode Januari-November 2023 dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya dicatatkan ke Bangladesh, Pakistan, Tiongkok, India dan Peru.

"Pada masa awal merebaknya pandemi COVID-19, kesadaran akan pentingnya kesehatan meningkat. Rempah-rempah bukan hanya bumbu, tetapi juga bahan baku untuk herba dan obat lokal yang mendukung sistem imunitas tubuh. Hal ini turut mendukung permintaan rempah-rempah dunia," ujar Kepala Divisi Riset dan Pengembangan LPEI, Rini Satriani.

Lebih lanjut, rempah-rempah seperti pala, lawang, dan kapulaga memiliki peran penting dalam industri makanan dan kosmetik. Selain itu, adas, ketumbar, dan jintan membuktikan manfaat kesehatannya, mulai dari merawat kesehatan perut hingga menjaga kadar gula darah dan mengurangi kolesterol jahat.

Sepanjang Januari-November 2023, terjadi pelemahan permintaan rempah – rempah seperti pala, lawang, kapulaga, lada, dan kayu manis. Di sisi lain, beberapa rempah membukukan pertumbuhan positif seperti cengkeh yang tumbuh 61,03% (YoY), adas, ketumbar, jinten tumbuh 81,55%, dan jahe, kunyit, dan rempah lainnya yang tumbuh 139,47% (YoY).

"Meskipun beberapa rempah mengalami penurunan permintaan, ada pula yang tumbuh positif, seperti cengkeh dan rempah-rempah lainnya," kata Rini.

Meskipun neraca perdagangan rempah Indonesia selalu surplus sejak 2017, tantangan perubahan iklim dan perlambatan ekonomi di beberapa negara tujuan perlu diwaspadai karena dapat menghambat ekspor rempah - rempah Indonesia.

Melihat besarnya potensi ekspor rempah-rempah, LPEI melalui Program Desa Devisa terus memberikan serangkaian pelatihan dan pendampingan terintegrasi untuk meningkatkan pengetahuan para petani rempah sehingga berdampak sosial, berwawasan lingkungan, berkelanjutan, dan mampu meningkatkan daya saing rempah Indonesia di pasar global.

Sepanjang 2023 lalu, LPEI berhasil membangun 917 Desa Devisa di seluruh Indonesia. Beberapa diantaranya memproduksi rempah-rempah, seperti Desa Devisa Jahe Gajah di Pacitan, Jawa Timur, Desa Devisa Kapulaga di Pangandaran, Jawa Barat, hingga Desa Devisa Vanili di Nusa Tenggara Timur. Program Desa Devisa LPEI memberikan manfaat langsung kepada 80.234 petani, nelayan, pengrajin dan warga lainnya. Hal ini sejalan dengan misi LPEI sebagai Special Mission Vehicle (SMV) Kementerian Keuangan RI, untuk menjadi mitra strategis dalam ekosistem ekspor yang fokus pada beyond financing, developmental impact, dan sustainability.

Desa Devisa merupakan program pemberdayaan komunitas petani/perajin/koperasi, maupun UKM yang memiliki produk unggulan berorientasi ekspor. Program Desa Devisa dirancang untuk memberikan pendampingan yang komprehensif dan berkelanjutan. “Kegiatan  dilakukan berupa pendampingan untuk mengatasi hambatan ekspor komunitas, antara lain penguatan kelembagaan, peningkatan kapasitas produksi, prosedur ekspor, perizinan dan sertifikasi, serta akses pasar,” kata Kepala Divisi Jasa Konsultasi LPEI Sofyan Naibaho.

Sumber: indonesiaeximbank.go.id

0 Komentar
?
TAGS
Pertanian
Bagikan:
facebook twitter whatsapp
Artikel Sebelumnya
Artikel Selanjutnya
Artikel Terkait
Lihat lebih banyak
Lentera DESA

Lentera DESA adalah platform edukasi dan pelatihan online di bidang agrokompleks (pertanian, perikanan, dan peternakan). Lentera DESA menyediakan ruang Diskusi untuk saling bertukar informasi dan menjalin relasi. Lentera DESA dikelola oleh Unit Sistem Informasi dan Media Fakultas Pertanian, Universitas Gadjah Mada


Copyright © 2021 | Lentera DESA
Beranda
Artikel dan Video
Informasi
Kontak