Labu siam banyak ditemui dalam lalapan, memiliki warna buah yang beragam antara lain kuning, hijau muda dan hijau tua. Buah labu siam banyak mengandung pati, air, serta bertekstur lunak.
Tanaman labu siam tumbuh baik di dataran tinggi dengan ketinggian 900-1100 m dpl. Temperatur yang baik untuk pertumbuhan tanaman labu siam adalah 21–28oC siang hari dan 15–20oC pada malam hari. Tanaman labu siam memerlukan tanah yang gembur, berpasir, subur dan banyak mengandung humus.
Dalam membudidayakan labu siam, perlu diperhatikan beberapa hal yakni persiapan bibit, persiapan lahan, pupuk yang diperlukan serta cara pengaplikasiannya, pemeliharaan yang diperlukan, juga saat panen dan pascapanen.
Labu siam diperbanyak dengan menggunakan labu yang sudah tua. Buah yang akan dijadikan bibit terlebih dahulu disimpan pada tempat yang lembab. Apabila tunas telah tumbuh kurang lebih 30 cm, baru dipindahkan ke lapangan.
Penanaman labu siam dengan menggunakan para-para, dengan cara membuat lubang tanam berukuran 40 cm x 40 cm dengan kedalaman 20 cm. Jarak antar lubang 3 m dan antar baris 5 m. Kerapatan tanaman antara 1200-1500 tanaman per hektar.
Pupuk yang diperlukan untuk tanaman labu siam terdiri atas pupuk kandang dan pupuk buatan. Pemeliharaan yang diperlukan antara lain memangkas daun yang sudah tua dan mengurangi daun apabila daun terlalu lebat.
Tanaman mulai berbunga pada umur 3–5 bulan setelah tanam. Buah dipanen setelah berumur 3 bulan, kemudian panen berikutnya dilakukan satu minggu sekali. Tanaman labu siam biasanya produktif selama 3–4 tahun. Setelah itu dilakukan peremajaan dengan menanam tanaman baru, untuk menjaga produktivitas. Satu tanaman dapat menghasilkan sebanyak 500 buah.
Produksi labu siam dapat mencapai 8–10 ton/ha per tahun. Kulit labu siam halus dan mudah lecet. Pemanenan dilakukan dengan menggunakan pisau, tapi harus dilakukan dengan hati-hati agar tidak melukai buah labu siam.
Sumber: http://www.litbang.pertanian.go.id/
(MP3_S)