Mohon lengkapi data di bawah ini sebelum melanjutkan.

regenerasi petani
Hanya 6 dari 100 Gen Z Tertarik Pertanian, Pangan RI Terancam
Admin
26 November 2023
165 kali dilihat
facebook twitter whatsapp
artikel
Hanya 6 dari 100 Gen Z Tertarik Pertanian, Pangan RI Terancam.

Berkurangnya jumlah petani ditambah petani yang mulai menua menjadi tantangan tersendiri bagi Indonesia. Akibatnya,produktivitas pun stagnan,dan akan mempengaruhi jumlah panen. Selain turunnya jumlah petani dan lahan, kualitas benih pangan juga menjadi kendala, karenakurang adaptif pada perubahan iklim. Kerusakan infrastruktur dan bencana alam juga menjadi perhatian, karena bisa menghambat pemenuhan pangan.

Tak kalah penting, bahwa perubahan iklim sangat mempengaruhi, ada hujan terus menerus, musim basah, ini mempengaruhi produktivitas pangan. Sampai saat ini kita masih berkutat mencari benih yang tahan, karena stabilitas pangan perlu diantisipasi dengan cepat.

Peran petani secara tidak langsung menjadi ujung tombak dalam menjaga ketersediaan pangan, apabila ketersediaan petani secara nasional kian menurun, maka hal tersebut akan berkorelasi positif dengan menurunnya ketahanan pangan nasional.

Menurunnya tenaga kerja petani berdampak terhadap produktivitas pertanian yang akan berpengaruh terhadap keberhasilan pada upaya penjaminan hak atas pangan di Indonesia. Data terakhir Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat ada sebanyak 38,7 juta penduduk yang bekerja di sektor pertanian. 

Dari angka ini, ancaman penuaan pada pekerja di sektor pertanian bakal terjadi sebab regenerasi yang terbilang sulit di Tanah Air.

Bidang pertanian tak lagi menarik minat anak muda, khususnya dari generasi Z. Berdasarkan hasil survei Jakpat, hanya 6 dari 100 generasi Z berusia 15-26 tahun yang ingin bekerja di bidang pertanian. Ada sejumlah alasan mengapa banyak generasi Z yang tak ingin bekerja di bidang pertanian.

Ragam Alasan Gen Z Tak Mau Menggeluti Bidang Pertanian

Nyatanya pertanian cukup pelik dilakukan karena membutuhkan modal yang besar dengan hasi usaha tani yang bisa dibilang 'tebak-tebakan'. Jika hasil usahatani bagus maka bisa menutupi modal yang bersumber dari hutang di bank ataupun dari pinjaman keluarga.

Namun jika gagal atau setengah gagal maka hasil pendapatan akan habis menutupi sewa lahan (jiwa lahan bukan milik sendiri), biaya pupuk, biaya pestisida yang mahal hingga biaya lainnya.

Rendahnya minat pemuda bekerja di sektor ini pun membuat Indonesia harus puas berada di urutan keenam negara dengan proporsi tenaga kerja pertanian tertinggi di Asia Tenggara. Menurut ASEAN Statistics Division, proporsi tenaga kerja pertanian di Indonesia sebesar 29,8% pada 2020.

 

Referensi:     cnbcindonesia.com

0 Komentar
?
TAGS
Pertanian
Bagikan:
facebook twitter whatsapp
Artikel Sebelumnya
Artikel Selanjutnya
Artikel Terkait
Lihat lebih banyak
Lentera DESA

Lentera DESA adalah platform edukasi dan pelatihan online di bidang agrokompleks (pertanian, perikanan, dan peternakan). Lentera DESA menyediakan ruang Diskusi untuk saling bertukar informasi dan menjalin relasi. Lentera DESA dikelola oleh Unit Sistem Informasi dan Media Fakultas Pertanian, Universitas Gadjah Mada


Copyright © 2021 | Lentera DESA
Beranda
Artikel dan Video
Informasi
Kontak