Mohon lengkapi data di bawah ini sebelum melanjutkan.

tips
MARI BERKEBUN HORTIKULTURA DI LAHAN PEKARANGAN SEMPIT
Admin
27 Oktober 2020
146 kali dilihat
facebook twitter whatsapp
artikel
MARI BERKEBUN HORTIKULTURA DI LAHAN PEKARANGAN SEMPIT.

Hortikultura berasal dari bahasa latin hortus dan colere yang artinya kebun dan menumbuhkan, secara harfiah berarti ilmu yang mempelajari pembudidayaan tanaman kebun, yang mencakup tanaman sayuran, buah-buahan dan tanaman hias. 

Produksi pertanian sangat tergantung pada pengelolaan sumberdaya alam berupa tanah, air dan iklim dengan faktor biologis tanaman serta faktor produksi lain berupa sumberdaya manusia dan modal. Sumberdaya energi matahari di daerah tropika yang melimpah belum dipanen dengan baik, radiasi yang melebihi keperluan tanaman dapat menimbulkan pengaruh jelek terhadap produksi, tanaman akan berproduksi baik kalau sesuai dengan keperluan tanaman.

Disatu sisi sumberdaya berlebih, disisi lain terbatas. Lahan termasuk kendala utama pengembangan pertanian saat ini, karena makin banyaknya pengalihan penggunaan lahan pertanian subur ke penggunaan bukan pertanian. Persaingan penggunaan lahan pertanian mengakibatkan pemilikan lahan makin sempit, khususnya di Pulau Jawa.

Sumberdaya lain yang juga merupakan kendala adalah ketersediaan air. Usaha tani merupakan tempat pemanfaatan air yang paling besar, menurut rerata 3 dunia, pertanian menggunakan 80 % dari seluruh air yang terpakai oleh semua kegiatan manusia (Biswass, 1982), maka upaya memperbaiki efisiensi pemanfaatan air akan mempunyai dampak positif sangat besar, baik dilihat dari sudut pertanian sendiri maupun dari segi kegiatan lain di luar pertanian. Persaingan penggunaan lahan pertanian dengan bukan pertanian harus makin diperhitungkan di dalam pengembangan komoditas sektor pertanian sehingga harus dapat memanfaatkan sumber-sumber daya secara efisien ( Suprat et.al.,1988).

Sumberdaya lahan yang semakin menyempit serta kemungkinan kejenuhan produktivitas tanaman merupakan salah satu kendala dalam memantapkan swasembada pangan. Untuk mengatasi perlu diciptakan suatu teknologi pertanian yang hemat lahan, Beberapa teknologi pertanian hemat lahan dan air yang dapat dikembangkan menurut Nasrullah dkk. (1988) seperti daftar dibawah ini.

TEKNOLOGI SISTEM PERTANIAN
DESA KOTA
HEMAT LAHAN

Intensifikasi tanaman 

Intensitas pertanaman

Rumah kaca/plastik

Pot

Hidroponik

Pertanaman Vertikal, dsb.

HEMAT AIR

Tingkat tanaman

Tingkat pertanaman

Tingkat ekosistem

Memanen hujan

?

Pertanian pedesaan memanfaatkan hamparan lahan yang luas, sedangkan pertanian kota adalah lahan pekarangan yang sempit atau hanya halaman rumah yang sempit, sehingga perlu dipilih budidaya yang tepat seperti tanaman pada pot, budidaya tanpa tanah maupun sistem pertanian vertikal.

 

Penulis : Nitisapto M.

 

(MP3_S)

0 Komentar
?
TAGS
Bagikan:
facebook twitter whatsapp
Artikel Sebelumnya
Artikel Selanjutnya
Artikel Terkait
Lihat lebih banyak
Lentera DESA

Lentera DESA adalah platform edukasi dan pelatihan online di bidang agrokompleks (pertanian, perikanan, dan peternakan). Lentera DESA menyediakan ruang Diskusi untuk saling bertukar informasi dan menjalin relasi. Lentera DESA dikelola oleh Unit Sistem Informasi dan Media Fakultas Pertanian, Universitas Gadjah Mada


Copyright © 2021 | Lentera DESA
Beranda
Artikel dan Video
Informasi
Kontak