Kapulaga adalah tanaman rempah-rempah yang berasal dari keluarga Zingiberaceae, yang juga termasuk jahe. Ada dua jenis utama kapulaga, yaitu:
-
Kapulaga Hijau (Elettaria cardamomum): Juga dikenal sebagai kapulaga sejati, biasanya digunakan dalam masakan India, Timur Tengah, dan Skandinavia. Kapulaga hijau memiliki rasa yang manis dan sedikit pedas.
-
Kapulaga Hitam (Amomum subulatum): Kadang-kadang disebut kapulaga Nepal atau Bengal, memiliki rasa yang lebih kuat dan sedikit berasap dibandingkan kapulaga hijau. Biasanya digunakan dalam masakan India dan Nepal.
Kapulaga digunakan sebagai bumbu dalam berbagai hidangan, baik manis maupun gurih. Selain itu, kapulaga juga memiliki manfaat kesehatan seperti membantu pencernaan, meredakan masalah pernapasan, dan memiliki sifat antioksidan.
Penyiapan Benih
Benih yang digunakan merupakan benih bermutu atau bersertifikat. Kapulaga dapat dikembangbiakan secara vegetatif dari pohon induk yaitu dengan stek anakan atau rimpang bertunas dan berakar. Stek anakan berasal dari tanaman induk yang sehat yang telah berumur 10 – 12 bulan yang telah berbuah, rimpang/rhizome mempunyai daun 2-3 helai, dan tidak ada gejala penyakit layu bakteri, busuk akar, busuk rimpang, karat daun, bercak daun, nematoda akar, atau hama penggerek rimpang.
Kebutuhan Benih | : 3.000 anakan/rimpang bertunas |
Populasi | : 3.000 tanaman/ha |
Potensi Hasil | : ±3 ton buah kering /ha/tahun |
Pengolahan Lahan
Pengolahan lahan dimulai dengan cara membajak atau mencangkul, menggembur dan meratakannya, selanjutnya membuat bedengan dengan bentuk membujur atau disesuaikan dengan letak lahan/arah kontur. Tanah dicangkul/dibajak sampai kedalaman ±30 cm, bedangan dibuat dengan ukuran tinggi ±30-40 cm, lebar 150-250 cm, panjang disesuaikan dengan kondisi lahan dan jarak antar bedengan ±50 cm (dalam setiap bedengan terdiri dari 1 baris tanaman). Membuat lubang tanam sedalam 10 cm dengan jarak tanam bisa digunakan dengan panjang 2 – 2,5 m dan lebar 1,5- 2 m.
Penanaman
Benih yang digunakan berupa stek anakan bertunas dicirikan dengan memiliki 2-3 helai daun, memiliki rhizome/rimpang, berakar serta membentuk tunas. Penanaman kapulaga sebaiknya pada awal musim penghujan, dan dilakukan sesuai dengan jarak tanam yang sudah ditentukan (2 x 1,5 meter) dengan kedalaman tanam sekitar 3 – 5 cm. Benih kapulaga ditanam dalam posisi tegak dan tunas menghadap ke atas, ditanami satu sampai dua benih pada setiap lubang tanam kemudian tanah dipadatkan disekitar tanaman, lalu ditutup dengan tanah.
Pemupukan
- Pemupukan awal diberikan pada saat pengolahan lahan sebagai pupuk dasar menggunakan pupuk kandang (kambing, ayam, domba, atau sapi) sebanyak 3,0 - 4,5 ton/ha atau 1-1,5 kg lubang tanam dengan cara diaduk rata di dalam lubang tanam.
- Pemupukan susulan setiap tiga bulan sekali sebanyak 1-1,5 kg pupuk kandang.
- Apabila tanaman telah menghasilkan diberikan pupuk kandang diberikan 10-15 kg per tanaman.
- Jika menggunakan pupuk anorganik urea dan SP-36 diberikan pada umur 1 dan 3 BST sebanyak 5 g per tanaman, dengan cara membuat lubang melingkar pada jarak ± 20 cm dari rumpun batang kapulaga, kedalam 10 cm, lalu disebarkan merata dan ditutup kembali dengan tanah. Setelah tanaman menghasilkan pupuk urea dan SP-36 diberikan disekitar tanaman sebanyak 10-12,5 g per tanaman.
Pemeliharaan
1 | Penyulaman dilakukan sampai umur 1,5 BST dengan anakan cadangan yang sudah dipersiapkan sebelumnya. |
2 | Penyiraman. Kapulaga termasuk tanaman yang cukup tahan terhadap kekeringan sehingga tidak diperlukan intensitas penyiraman yang rutin sepanjang siklus hidupnya, namun penyiraman tetap dibutuhkan terutama saat masa kritis yaitu setelah tanam sampai berumur 4 bulan setelah tanam dengan air yang bersumber dari air hujan atau sumur. |
3 | Penyiangan rumput atau pengendalian gulma dan penggemburan diluar rumpun untuk merangsang perumbuhan anakan rimpang sehingga bisa tumbuh lebih baik, dilakukan 1-3 bulan sekali. |
4 | Pemotongan daun kering untuk tidak menghalangi penyerbukan bunga. |
5 | Pemotongan batang yang sudah agak tua atau menguning untuk memberi kesempatan batang muda tumbuh dengan baik. |
6 | Pengaturan anakan agar tidak tumpang tindih dan untuk merangsang pertumbuhan bunga atau buah juga unuk mengurangi penguapan pada musim kemarau serta untuk mendapatkan anakan atau bibit baru. |
7 | Pemberian mulsa berupa bahan organik dari jenis tanaman leguminosa, setinggi 3-5 cm. |
8 | Pemangkasan pohon pelindung 3-6 bulan sekali, tergantung keadaan. |
Panen
Tanaman kapulaga siap dipanen apabila daunnya telah rimbun, tanaman berumur telah berumur 7 bulan. Panen dilakukan beberapa kali dalam setahun, sampai tanaman berumur 15 tahun. Sebaiknya buah dipanen sebelum masak sempurna karena bila biji telah masak biasanya akan pecah pada waktu dikeringkan dan warnanya menjadi kurang baik. Pemanenan dapat dilakukan apabila sisa-sisa perhiasan bunga yang terdapat pada bagian ujung karangan bunga mulai rontok,butir buah keras, bernas, warna kulit buah putih kemerah-merahan atau putih kecoklat-coklatan sampai coklat, dan bila dikelupas warna kulit biji putih kecoklatan. Panen buah kapulaga dapat dilakukan secara rutin dan berkala sampai tanaman tidak produktif lagi yaitu pada umur 5-6 tahun. Panen dilakukan dengan cara memotong pangkal tandan yang semua buahnya sudah siap dipanen/tua, dengan memperhatikan agar rimpang, bunga, buah muda, dan tunas muda tidak rusak secara mekanis.
Pascapanen
Buah kapulaga yang sudah dipanen kemudian dilakukan proses pemipilan dengan tangan untuk melepaskan buah kapulaga satu persatu dari tandannya. Sortasi segar, dilakukan dengan tujuan memisahkan antara buah kapulaga yang baik dengan buah yang tidak baik (rusak, cacat, busuk dll). Pencucian, dilakukan apabila diperlukan, dengan cara menggoyang-goyangkan wadah/keranjang panen berisi kapulaga dibawah air yang mengalir. Pengeringan, dilakukan dengan cara menjemur buah kapulaga segar/basah dibawah terik sinar matahari di atas lantai jemur dan dibolak-balik dengan tangan menggunakan sarung tangan yang bersih, sampai diperoleh buah kapulaga kering dengan kadar air maksimal 12 %, yang dicirikan bila ditekan dengan 2 jari akan pecah dan bijinya terpisah-pisah. Pengeringan juga bisa dilakukan dengan menggunakan alat pengering. Buah yang telah kering dikemas dalam wadah kedap udara. Kemasan diberi label yang berisi informasi nama bahan, tanggal produksi, tempat produksi dan berat bersih.
Sumber: horti.pertanian.go.id