Saat ini generasi muda memilih wirausaha atau entrepreneurship sebagai pilihan karir terbanyak setelah karyawan. Tren bisnis semakin berkembang seiring dengan kemajuan dunia digital.
Selain itu, transformasi digital membawa perubahan bagi pelaku usaha. Salah satunya, kata Siwi, kemunculan wirausaha di bidang perikanan dan budidaya. Bisnis tersebut sangat berpotensi sebab Indonesia memiliki sumber daya ikan yang melimpah.
Sebagai negara maritim, Indonesia banyak menghasilkan produk perikanan. Tentunya hal ini menjadi peluang bagi pelaku bisnis yang mengkombinasikan pemanfaatan teknologi digital seperti jual beli online.
Perubahan perilaku konsumen yang beralih pada layanan serba cepat dan praktis. Sehingga tantangan itu mendorong pelaku usaha, tak terkecuali di sektor perikanan untuk bersikap adaptif serta inovatif.
Indonesia sebagai produsen akuakultur terbesar kedua di dunia pada tahun 2020. Beberapa komoditas yang paling banyak diproduksi meliputi ikan nila, lele, dan udang.
Di sisi lain, terdapat kendala utama dalam budidaya perikanan. Yakni, mulai dari masalah kualitas air yang dapat berakibat pada kondisi ikan hingga biaya produksi yang cukup besar.
Membuka bisnis perikanan dan budidaya bisa dibilang ‘mudah-mudah-susah’ karena banyak sekali tantangan. Sehingga butuh teknologi yang dapat meningkatkan potensi perikanan budidaya.
Beberapa teknologi akuakultur, lanjutnya, yaitu auto feeder, IoT tambak, dan water equality equipment. Selain itu, marketplace dan e-commerce sebagai wadah berbisnis di era digital. Automasi dan digitalisasi sangat membantu pengambilan keputusan dalam budidaya yang presisi dengan berbasis data aktual.
Pada akhir, tips bagi pemula yang hendak merintis bisnis perikanan. Di antaranya membulatkan tekad diikuti dengan usaha, membangun branding yang unik, menikmati setiap proses jatuh-bangun, dan terus belajar.
Sumber: unair.ac.id