Indonesia terkenal sebagai negara agraris dengan mayoritas penduduknya bekerja di sektor pertanian. Petani, sebagai pelaku utama, memainkan peran penting dalam mencapai ketahanan pangan, memastikan kebutuhan pangan rumah tangga hingga bahan baku industri terpenuhi. Namun, petani seringkali menghadapi berbagai masalah kompleks yang menyebabkan kerugian besar. Berikut adalah beberapa masalah utama yang terus muncul di sektor pertanian Indonesia.
1. Stigma Negatif Terhadap Pertanian Pertanian sering dianggap sebagai pekerjaan yang hanya berkaitan dengan mencangkul, sehingga dipandang kotor dan miskin. Stigma ini disebabkan oleh kurangnya bukti kuat bahwa bertani bisa menjanjikan. Meskipun tidak semua petani miskin, banyak dari mereka yang masih berada di kelas ekonomi menengah ke bawah.
2. Krisis Regenerasi Petani Muda Minimnya minat generasi muda untuk terjun ke dunia pertanian terlihat dari statistik yang menunjukkan 61% petani berusia di atas 45 tahun. Generasi muda adalah kunci keberhasilan sektor pertanian, dan jika tidak segera ditangani, ketahanan pangan nasional akan sulit dicapai. Modernisasi dan pertanian digital menjadi salah satu upaya untuk menarik minat generasi muda.
3. Rantai Niaga yang Merugikan Petani Kesenjangan pembagian keuntungan antara petani dan distributor sangat besar, dengan petani yang paling banyak dirugikan. Kondisi ini membuat pekerjaan sebagai petani tampak tidak menjanjikan. Diperlukan sarana untuk memotong rantai niaga yang panjang agar petani dapat menjual produknya langsung ke konsumen dan meningkatkan keuntungan mereka.
4. Teknik Budidaya Kurang Presisi Pertanian sering dilakukan berdasarkan naluri dan pengalaman, tanpa pengetahuan yang cukup tentang teknik yang benar dan tepat guna. Misalnya, pemberian pupuk yang tepat, penanganan hama yang benar, atau proses pasca panen yang seharusnya dilakukan untuk meningkatkan nilai jual produk. Program penyuluhan pertanian sudah berjalan, namun masih banyak penyuluh yang kurang menguasai masalah pertanian.
5. Kesulitan Modal bagi Petani Mencari modal sering menjadi tantangan bagi petani, karena usaha tani yang bergantung pada alam tidak memberikan kepastian bagi pemberi kredit. Hal ini membuat wirausahawan di bidang pertanian kesulitan mendapatkan modal.
6. Alih Fungsi Lahan Di pulau Jawa, padatnya penduduk menyebabkan lahan pertanian diubah menjadi perumahan dan gedung-gedung bertingkat. Produktivitas yang rendah ditambah dengan lahan yang semakin sempit membuat perekonomian petani semakin terhimpit.
Selain masalah-masalah tersebut, masih banyak masalah lain yang perlu segera diselesaikan. Penyelesaian masalah ini memerlukan dukungan dari seluruh elemen masyarakat, mulai dari petani hingga pemerintah.