Semakin terbatasnya sumber energi, penggunaan fosfat alam secara langsung sebagai pupuk (DAPR) menjadi sorotan utama. Metode ini tidak hanya memberikan keuntungan agronomis, tetapi juga menciptakan dampak positif pada lingkungan. Pertama-tama, penggunaan fosfat alam dapat menghemat energi dan menjaga lingkungan dengan mengurangi pencemaran yang sering diakibatkan oleh industri pupuk buatan pabrik.
Selain itu, fosfat alam adalah bahan mineral alami yang memungkinkan penggunaan dalam pertanian organik. Dengan harga per unit hara P yang lebih ekonomis dibandingkan pupuk buatan pabrik, penggunaan fosfat alam menjadi pilihan yang ramah anggaran. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa fosfat alam memiliki efektivitas yang setara atau bahkan lebih tinggi daripada pupuk fosfor yang mudah larut seperti TSP dan SP-36.
Keuntungan lainnya adalah kemampuan untuk memanfaatkan fosfat alam yang tidak memenuhi syarat untuk industri pupuk buatan pabrik atau industri asam fosfat. Biaya produksi per unit P2O5 pada pupuk fosfat alam hanya sekitar 25-40% dari biaya pupuk buatan pabrik, memberikan keunggulan ekonomis yang signifikan.
Selain kandungan hara P, fosfat alam juga mengandung unsur lain seperti Ca, Mg, S, Cu, Zn, Mo, dan B dengan konsentrasi yang relatif tinggi dibandingkan pupuk buatan. Hal ini menjadikan pupuk P-alam sebagai bahan yang dapat memperbaiki kesuburan tanah. Fosfat alam juga mengandung kalsium dan magnesium karbonat (CaCO3 dan MgCO3), memberikan efek liming untuk menurunkan kemasaman tanah dan mengurangi keracunan Al pada tanah-tanah masam.
Tidak hanya itu, penggunaan DAPR dapat meningkatkan efisiensi pupuk P sebesar 10-20% dan memberikan efek residu positif untuk tanaman berikutnya. Ini tidak hanya memberikan manfaat agronomis, tetapi juga berpotensi meningkatkan pendapatan petani sekitar 20%. Dengan segala keuntungan ini, penggunaan fosfat alam sebagai pupuk langsung semakin menarik untuk diterapkan dalam praktik pertanian.
Sumber: repository.pertanian.go.id