Ikan patin merupakan komoditas baru dalam dunia perikanan yang pasarnya sedang berkembang pesat terutama untuk pasar ekspor. Ikan patin dipasarkan dalam bentuk fillet beku atau disebut “dory” yang tersebar di supermarket dan hypermarket di Singapura, Malaysia, Thailand, serta beberapa negara lain. Salah satu negara yang berhasil mengembangkan budidaya ikan patin dan menjadi negara pengekspor ikan patin terbesar di dunia adalah Vietnam.
Produksi budidaya ikan patin di Vietnam naik sangat pesat. Tercatat pada tahun 1977 produksinya baru mencapai 22.000 ton dan pada tahun 2006 meningkat menjadi 800.000 ton. Hal ini dapat memberikan lapangan pekerjaan kepada ribuan penduduk Vietnam dalam bidang budidaya, pengolahan, dan pemasaran ikan patin.
Uni Eropa merupakan pasar utama untuk ekspor ikan patin dengan volume ekspor mencapai 46,9%. Spanyol, Belanda, dan Polandia merupakan negara pengimpor fillet ikan patin dengan volume yang cukup besar. Rusia juga merupakan pasar yang sangat prospektif bagi ikan patin Vietnam. Impor ikan patin meningkat secara berarti pada tahun 2006. Amerika Serikat dan Cina masing-masing mengimpor 11% dan 9 % dari total ekspor ikan patin Vietnam.
Peningkatan yang cukup signifikan juga terjadi pada pasar India dan Timur Tengah. Di Singapura, Malaysia, dan Thailand fillet ikan patin kini diolah lebih lanjut menjadi makanan siap olah dan diekspor ke berbagai negara. Sedangkan di Inggris, fillet ikan patin diolah menjadi makanan siap saji dan dipasarkan di jaringan retail.
Sebagai komoditas yang sangat penting dan populer, ikan patin bahkan telah mengubah kebiasaan makan konsumen Amerika dan Eropa. Jika sebelumnya sebagian besar konsumen mengkonsumsi ikan salmon, kini mereka mulai mengganti konsumsi ikan salmon dengan ikan patin karena harga yang lebih murah, kualitas yang lebih baik, dan selalu tersedia di pasaran. Ikan patin juga diyakini dapat meningkatkan vitalitas karena kualitasnya yang baik serta bebas dari bahan kimia.
Karakteristik daging ikan patin yang disukai konsumen adalah daging yang tebal dan berwarna putih dengan tekstur elastis dan kenyal. Karakteristik daging tersebut didapatkan dari proses pengolahan bahan baku yang menggunakan ikan patin yang masih hidup atau dalam keadaan segar.
Selain dalam bentuk fillet, ikan patin juga dapat dipasarkan dalam bentuk olahan surimi. Surimi merupakan produk setengah jadi, berupa daging lumat yang dibersihkan dan mengalami pencucian berulang-ulang sehingga sebagian besar, bau, darah, lemak, dan pigmen hilang. Beberapa jenis produk berbasis surimi antara lain fish cake, jellyfish, udang tiruan, crab tiruan, bakso, nugget, dan lain-lain yang tersedia pada space frozen food supermarket.
Sumber:
Suryaningrum, Dwi. (2008). Ikan Patin: Peluang Ekspor, Penanganan Pascapanen, dan Diversifikasi Produk Olahannya. Jurnal Squalen 3 (1): 16-23.