Irigasi pertanian menjadi aspek yang paling penting dan memerlukan perhatian terhadap aspek-aspek kondisi tanah, kebutuhan air tanaman dan iklim mikro sehingga dapat meningkatkan efisiensi penggunaan air. Selain irigasi, hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan budidaya pertanian yakni melihat jumlah pupuk yang dapat dimanfaatkan oleh beberapa jenis tanaman lebih kecil dari jumlah yang diberikan karena tidak terserap oleh akar tanaman dan mengalami penguapan, hal ini terjadi ketika penyerapan yang kurang baik yang disebabkan oleh jumlah air dalam tanah yang kurang tercukupi.
Kegiatan usahatani khususnya pada tanaman hortikultura memerlukan kelembaban tanah yang optimum agar ketersediaan airnya sesuai dengan kebutuhan pertumbuhan tanaman sayur. Pengembangan mesin fertigasi di Indonesia menjadi sangat penting untuk meningkatkan efisiensi penggunaan air dan pupuk terutama di lahan yang memiliki masalah tertentu. Fertigasi merupakan mesin yang digunakan untuk metode penggabungan dalam penyiraman dan pemupukan tanaman secara bersamaan agar efektif untuk meningkatkan produktivitas pertanian, serta menjamin hasil panen yang lebih baik khususnya pada tanaman hortikultura.
Mesin fertigasi dikembangkan dengan memodifikasi yang semula hanya digunakan untuk greenhouse menjadi mesin yang dapat digunakan untuk mencampur tiga jenis pupuk sekaligus menakar dosis pupuk berdasarkan nilai Electrical Conductivity (EC) dan pH larutan sehingga memudahkan petani dalam pengelolaan nutrisi tanaman. Komponen dalam mesin fertigasi salah satunya Venturimeter yang digunakan untuk mencampur air dan pupuk secara efisien, kemudian terdapat pompa air yang digunakan untuk memastikan distribusi air yang nutrisi yang merata, serta sensor EC yang digunakan untuk mengontrol dosis pupuk berdasarkan kebutuhan warna.
Kelebihan yang dimiliki oleh mesin fertigasi yang pertama adalah mengurangi biaya produksi hingga 25%, kemudian desain sederhana yang memungkinkan petani untuk mengoperasikan tanpa pelatihan intensif serta pengurangan penggunaan Hari Orang Kerja (HOK) secara signifikan (70%-80%) dan kelebihan selanjutnya ada peningkatan kualitas dan kuantitas hasil pertanian melalui peningkatan efisiensi penggunaan air dan pupuk hingga 30% dan peningkatan produktivitas tanaman hingga 40%.