Dalam rangka meningkatkan kesejahteraan petani dan menghadapi tantangan di sektor pertanian, Bayu Dwi Apri Nugroho, seorang pengamat pertanian dari Universitas Gadjah Mada (UGM), mengemukakan beberapa pandangan yang penting. Menurutnya, pemerintahan baru harus memberikan perhatian lebih besar kepada sektor pertanian. Hingga Februari 2023, tercatat sekitar 40,69 juta orang di Indonesia bekerja di bidang ini, menunjukkan betapa pentingnya sektor pertanian bagi perekonomian dan kesejahteraan masyarakat.
Pemerintahan sebelumnya telah meluncurkan banyak program untuk meningkatkan kesejahteraan petani, termasuk intensifikasi pertanian melalui penggunaan bibit unggul, perbaikan saluran irigasi, dan penggunaan pupuk. Selain itu, program pendampingan dan penyuluhan yang masif dan intensif untuk kelompok tani juga telah dilaksanakan. Meskipun demikian, upaya-upaya ini belum signifikan dalam mengangkat petani dari kemiskinan.
Regenerasi petani menjadi salah satu tantangan terbesar. Data dari Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2020 menunjukkan bahwa hanya 21 persen dari 64,50 juta pemuda Indonesia yang bekerja di sektor pertanian. Angka ini lebih kecil dibandingkan dengan pekerja di sektor industri manufaktur yang mencapai 24 persen dan industri jasa yang mencapai 55 persen. Untuk menarik minat pemuda, diperlukan branding yang baik untuk sektor pertanian agar dianggap menarik.
Selain itu, ketergantungan pada faktor alam atau iklim serta masalah pendapatan yang rendah seringkali dianggap sebagai risiko yang banyak dihindari oleh kalangan muda. Bahkan, banyak orang tua yang berprofesi sebagai petani justru melarang anak-anak mereka untuk mengikuti jejaknya, menambah kompleksitas masalah regenerasi petani.
Salah satu cara untuk meningkatkan kemampuan petani dalam mengantisipasi dan mengurangi dampak perubahan iklim adalah melalui program sekolah lapangan iklim (SLI). Penguatan sistem informasi iklim dan penyesuaian pola tanam berdasarkan kondisi setempat juga sangat diperlukan. Pengembangan teknologi yang relevan dan penciptaan varietas tanaman yang ramah lingkungan dapat mengurangi emisi gas rumah kaca dan membuat tanaman lebih toleran terhadap perubahan suhu, kekeringan, banjir, genangan, dan tingkat salinitas yang tinggi.
Dengan berbagai tantangan tersebut, sektor pertanian di Indonesia menghadapi masa depan yang penuh harapan dan peluang. Pemerintahan yang akan datang diharapkan dapat menjadikan swasembada pangan bukan lagi sekadar impian, tetapi sebuah kenyataan yang memberikan kesejahteraan bagi seluruh masyarakat, terutama para petani yang menjadi tulang punggung ketahanan pangan nasional.
Sumber: antaranews.com