Sistem Pemeliharaan Ayam Kampung Unggul Balitbangtan (KUB)
Sistem Pemeliharaan Ayam Kampung Unggul Balitbangtan (KUB) tidak jauh berbeda dengan sistem pemeliharaan Ayam kampung yang pada umumnya dibagi dalam tiga sistem budidaya, yaitu Sistem Budidaya Ekstensif (Tradisional), Sistem Budidaya Semi Instensif, dan Sistem Budidaya Intensif. Perbedaan tersebut terletak pada pemeliharaan, perkandangan, pemberian pakan, minum dan peran serta peternak dalam pengelolaan ternak tersebut.
Sistem Pemeliharaan Ekstensif (Tradisonal) yaitu budidaya ayam dengan cara dibiarkan (dilepas liarkan) dan meskipun dikandang kondisi kandang belum memenuhi syarat kandang yang baik, dan peternak tidak memiliki peran yang besar dalam pengelolaannya. Sistem pemeliharaan ini merupakan sistem yang membutuhkan biaya yang cukup murah karena pemberian pakan dan minum masih menggunakan pakan yang seadanya serta belum diberikan pemberian multivitamin. Adapun kelebihan sistem ini adalah biaya operasional yang rendah dan peternak tidak terlalu terlibat dalam pemeliharaan, sedangkan untuk kekurangan sistem ini adalah produktivitasnya yang masih sangat rendah mengingat pemeliharaan hanya seadanya, ayam mudah terserang penyakit, dan ayam yang dihasilkan kurang berkualitas untuk dijadikan indukan karena perkawinan masih dilakukan dengan sembarang antar ayam.
Sistem Pemeliharaan Semi Intensif sudah menggunakan cara yang lebih baik dibandingkan dengan cara ekstensif (tradisional). Sistem ini sudah menggunakan kandang dan pemberian pakan dan minum namun peternak sesekali masih melepaskan ayam untuk dilepas liarkan. Cara ini digunakan oleh peternak kelas menengah yang belum mengetahui cara beternak yang efektif. Pada metode ini masih ditemukan adanya berbagai kelemahan karena peternak masing belum menerapkan vaksinasi, selain itu kandang pun belum memiliki ventilasi yang baik, sehingga ketika ada wabah penyakit peternak masih belum begitu mahir mengatasinya. Kelebihan sistem ini adalah biaya pemeliharaan yang masih rendah, sedangkan untuk kekurangannya adalah produktivitas masih belum maksimal, dan ayam masih mudah terjangkit penyakit karena pakan dan minum masih tidak terkontrol kadar gizinya.
Sistem Pemeliharaan Intensif biasanya digunakan oleh para peternak profesional yang memang bergelut di bidang budidaya ayam dan memiliki target produksi serta pengembangan usaha baik untuk ayam pedaging maupun ayam petelur. Sistem ini membutuhkan ilmu pengetahuan mengenai pengelolaan kandang, pelemilaharaan ayam, kesehatan hewan ternak, vaksinasi hingga modal yang cukup banyak. Kelebihan sistem beternak inetnsif ini anatara lain produktivitas cukup tinggi, pengelolaan kandang sudah memadai tentang santiasi dan ventilasi, ayam memiliki bobot cukup karena pemberian pakan dan minum yang teratur dan terukur kadar gizinya, ayam lebih sehat dan tidak mudah tertular penyakit karena ditunjang oleh multivitamin dan vaksinasi, pengelolaan lebih teratur, kualitas ayam yang dihasilkan lebih bagus dan berkualitas serta lebih seragam. Namun kekurangan sistem ini adalah membutuhkan modal dan biaya yang tidak sedikit.
Pemeliharaan sistem ekstensif dilakukan dengan pertimbangan tidak merpotkan, tidak memerlukan biaya, dan tidak untuk kebutuhan komersil, umumnya diterapkan pada skala rumah tangga dengan populasi 5-10 ekor ayam dewasa. Kegiatan usaha ternak ayam kampung dengan tujuan untuk menghasilkan keuntungan yang berkesinambungan harus dilakukan dengan sistem semi intensif atau intensif. Sistem pemeliharaan intensif memudahkan pelaku usaha dalam melakukan manajemen pemeliharaan seperti pengaturan pemberian pakan, waktu produksi dan mempermudah pemanenan telur. Pemeliharaan ayam kampung petelur dianjurkan dengan sistem intensif (ternak selalu dikandangkan).
Ditulis Oleh : Adhitya TD
Sumber : Badan Litbang Pertanian, Kementerian Pertanian
(MP3_S)