Kalimantan Selatan (Kalsel) memiliki potensi besar di sektor pertanian, terutama pada lahan basah yang dapat menjadi unggulan masa depan pertanian Indonesia. Potensi ini diungkapkan oleh Wakil Dekan III Fakultas Pertanian Universitas Lambung Mangkurat (ULM) Banjarmasin, Arif Rahmad Maulana Akbar, saat kegiatan Karya Raya BEM Fakultas Pertanian ULM di Kebun Raya Banua, Kota Banjarbaru. Menurut Arif, pemanfaatan potensi lahan basah dengan teknologi canggih namun tetap mengedepankan kearifan lokal dan prinsip pengelolaan berkelanjutan sangat penting.
Lahan basah telah lama dimanfaatkan oleh masyarakat Banjar untuk memenuhi kebutuhan hidup. Namun, lahan basah memerlukan perlakuan khusus karena tingkat keasaman dan kandungan zat yang bisa menjadi racun bagi tanaman. Sayangnya, keberadaan lahan basah semakin terancam oleh kegiatan alih fungsi lahan untuk pembangunan industri dan permukiman.
Kabupaten Banjar yang dahulu merupakan sentra pertanian padi di Kalsel, kini telah bergeser ke Barito Kuala dan Tapin. Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Kalsel, Syamsir Rahman, menyebutkan bahwa luas lahan pertanian lahan basah di Kalsel mencapai 460 ribu hektare, dengan produksi pertanian dari lahan basah mencapai 25% dari total produksi pertanian di Kalsel.
Ketua Serikat Petani Indonesia (SPI) Kalsel, Dwi Putera Kurniawan, menegaskan pentingnya penetapan lahan pertanian tanaman pangan berkelanjutan untuk mengamankan produksi dan cadangan pangan di Kalsel. Provinsi Kalsel telah memiliki Perda No 2 tahun 2014 tentang lahan pertanian tanaman pangan berkelanjutan, namun sayangnya belum dipetakan oleh pemerintah kabupaten/kota di Kalsel. Akibatnya, lahan pertanian pangan berkelanjutan (LP2B) selalu terancam oleh alih fungsi lahan.
SPI Kalsel juga mencatat bahwa lahan pertanian tanaman pangan dan jumlah petani di Kalsel terus berkurang setiap tahunnya, yang dapat menjadi ancaman serius bagi pemenuhan kebutuhan pangan masyarakat. Contohnya adalah kegagalan proyek ribuan hektare lahan pertanian di lahan basah Jejangkit, Kabupaten Barito Kuala.
Dengan demikian, penting untuk mengambil langkah-langkah strategis dalam mengelola dan melestarikan lahan basah di Kalsel untuk memastikan masa depan pertanian dan ketahanan pangan Indonesia.
Sumber: mediaindonesia.com