Mohon lengkapi data di bawah ini sebelum melanjutkan.

petani milenial
Permasalahan Cita-cita Anak yang Menyebabkan Kelangkaan Petani Masa Depan
Admin
8 September 2023
48 kali dilihat
facebook twitter whatsapp
artikel
Permasalahan Cita-cita Anak yang Menyebabkan Kelangkaan Petani Masa Depan.

Sebagai negara agraris Indonesia belum  mampu terlepas dari masalah pangan terutama ketersediaan beras. Belakangan ini Indonesia sering melakukan impor beras dari negara  tetangga. Masalah ketersediaan beras amat bergantung dari produktivitas para petaninya.  Banyak faktor yang memengaruhi terpuruknya produktivitas beras di tanah air. Diantaranya pengolahan lahan yang masih secara  tradisional atau belum tersentuh teknologi, kurangnya ketersediaan modal untuk para petani, kualitas SDM yang masih rendah, faktor alam (cuaca buruk) dan sebagainya.

Disamping itu, Indonesia memiliki keuntungan untuk menumbuh-kembangkan sektor pertanian. Lahan pertanian yang luas masih banyak tersedia di tanah air, terutama di luar pulau Jawa. Selain itu pemerintah saat ini sedang gencar-gencarnya dalam membangun  infrastruktur terutama di daerah yang selama ini masih tertinggal, terutama di daerah pedalaman seperti di Papua. Indonesia juga diuntungkan dengan kondisi iklimya serta tanahnya yang subur. Sebagai negara tropis,  Indonesia memiliki potensi yang sangat besar untuk pembangunan pertanian dan menjadikan sektor ini sebagai dongkrak untuk pembangunan nasional.

Profesi sebagai seorang petani saat ini juga kurang diminati oleh anak-anak muda. Persepsi mereka memandang bahwa profesi sebagai petani adalah pekerjaan kasar untuk orang-orang pedesaan. Kurangnya kesadaran kaum muda akan besarnya peranan petani bagi kehidupan mereka membuat profesi ini dikesampingkan. Selain itu kesejahteraan para petani membuat orang mengurungkan niat untuk menjadi petani. Padahal, apabila dunia pertanian ini ditekuni dan terus dikembangakan akan mampu mendongkrak perekonomian Indonesia.

Profesi sebagai seorang petani saat ini juga kurang diminati oleh anak-anak muda. Persepsi mereka memandang bahwa profesi sebagai petani adalah pekerjaan kasar untuk orang-orang pedesaan. Kurangnya kesadaran kaum muda akan besarnya peranan petani bagi kehidupan mereka membuat profesi ini dikesampingkan. Selain itu kesejahteraan para petani membuat orang mengurungkan niat untuk menjadi petani. Padahal, apabila dunia pertanian ini ditekuni dan terus dikembangakan akan mampu mendongkrak perekonomian Indonesia.

Umumnya mereka yang ingin menjadi petani adalah anak-anak yang tidak ingin melanjutkan ke sekolah tinggi, dan tidak ada pilihan pekerjaan lain. Pemerintah dapat memberdayakan anak-anak muda yang tidak mampu melanjutkan sekolah ke jenjang berikutnya bahkan putus sekolah. Dengan memberi mereka pelatihan secara eksplisit anak-anak ini akan mampu menjadi petani masa depan dan menekan angka pengangguran di Indonesia. Guru bahkan orang tua tidak berhak untuk memaksakan cita-cita anak, tetap berikan mereka kebebasan untuk menjadi apa yang mereka inginkan. Namun mereka juga perlu diberi edukasi bagaimana proses satu piring nasi bisa mereka santap setiap hari. Dengan melakukan pembenahan pembangunan terlebih dahulu di sektor pertanian serta adanya jaminan kesejahteraan bagi para petani diharap minat anak muda akan lebih terjaring. Peranan guru dan sekolah untuk mengenalkan dan membuat anak mencintai dunia pertanian akan lebih berpotensi untuk mencetak petani di generasi jaman ini dan guna pemenuhan petani masa depan.

Sumber:  pedagogi.ppj.unp.ac.id

 

0 Komentar
?
TAGS
Pertanian
RegenerasiPetani
Bagikan:
facebook twitter whatsapp
Artikel Sebelumnya
Artikel Selanjutnya
Artikel Terkait
Lihat lebih banyak
Lentera DESA

Lentera DESA adalah platform edukasi dan pelatihan online di bidang agrokompleks (pertanian, perikanan, dan peternakan). Lentera DESA menyediakan ruang Diskusi untuk saling bertukar informasi dan menjalin relasi. Lentera DESA dikelola oleh Unit Sistem Informasi dan Media Fakultas Pertanian, Universitas Gadjah Mada


Copyright © 2021 | Lentera DESA
Beranda
Artikel dan Video
Informasi
Kontak