Gambut, sering kali dianggap sebagai "si miskin hara," sebenarnya merupakan ekosistem yang kaya akan manfaat yang belum sepenuhnya dimanfaatkan. Gambut terbentuk dari akumulasi limbah tumbuhan yang terdekomposisi secara parsial di lingkungan yang rendah oksigen, seperti rawa-rawa tropis. Meskipun sering terabaikan karena tanahnya asam dan sulit untuk pertanian, gambut memiliki peran penting dalam menjaga keanekaragaman hayati dan mengatur siklus air.
Keanekaragaman Hayati
Gambut menyediakan habitat bagi berbagai spesies unik, termasuk spesies yang terancam punah seperti orangutan dan harimau Sumatera. Ekosistem gambut yang lembab dan kaya akan sumber daya alami juga mendukung keberlangsungan hidup berbagai flora dan fauna langka lainnya.
Penyimpanan Karbon
Gambut adalah penyimpan karbon alami yang sangat besar. Lapisan gambut yang tebal mengandung karbon yang terperangkap, menjadikannya sebagai cadangan karbon yang signifikan di planet ini. Penebangan dan pembakaran gambut untuk pembukaan lahan pertanian atau industri dapat mengeluarkan karbon yang tersimpan dalam jumlah besar, berpotensi menyebabkan peningkatan emisi gas rumah kaca secara global.
Pemanfaatan Ekonomi
Meskipun sulit untuk pertanian langsung, gambut memiliki potensi ekonomi yang besar. Berbagai negara, terutama di Asia Tenggara, sedang mengembangkan teknologi dan praktik untuk mengambil manfaat dari gambut, seperti penanaman sagu, ekowisata, dan pengembangan bahan bakar alternatif dari gambut terurai.
Tantangan dan Ancaman
Meskipun memiliki manfaat yang besar, gambut menghadapi tantangan serius seperti pembukaan lahan yang tidak berkelanjutan, kebakaran hutan yang sering terjadi, dan pengeringan akibat perubahan iklim global. Upaya konservasi dan pengelolaan yang berkelanjutan diperlukan untuk menjaga kelestarian gambut sebagai sumber daya alam yang berharga.
Gambut, dengan segala kompleksitas dan manfaatnya, menunjukkan bahwa meskipun sering dianggap "si miskin hara," ekosistem ini memiliki potensi besar untuk mendukung kehidupan dan kesejahteraan manusia jika dikelola dengan bijak dan berkelanjutan.
Sumber: mutucertification.com